Oleh: Fahri Muhamad Fauzi
“Sesungguhnya telah ada pada (Diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang menharap (Rahmat) Allah dan (Kedatangan) Hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab : 21)
Sebagai aktifitas yang diamanahkan Allah. Dakwah tentu saja memiliki panduan dan tuntunan, dan kepada siapa lagi panduan dan tuntunan itu diamanatkan selain kepada manusia yang paling layak. Yaitu Rasulullah Muhammad Saw.
BACA JUGA: Ini Usia Istri-istri Rasulullah ketika Dinikahi
Sebab semua aktifitas beliau adalah wahyu, termasuk saat beliau berdakwah. Itulah tata cara Dakwah yang benar, dakwah yang akan diridhai Allah Swt, dakwah yang akan menghasilkan. Jadi bukan berarti seorang muslim sudah berniat, lantas dia berdakwah semaunya tentu harus mengikuti cara yang sudah ditempuh Rasulullah Saw. Bila kita meneliti cara Rasulullah berdakwah kita akan mendapatkan tiga ciri yaitu:
Tahap Pertama
Rasulullah berdakwah tidak dengan menggunakan kekerasan, pada saat-saat awal dimana Islam belum dikenal dan masih sedikit pengikutnya. Rasulullah membina para sahabat diam-diam di rumah Arqam Bin Abi Arqam di situ Rasulullah menggunakan metode Tasqif.
Kemudian Rasulullah menanamkan aqidah yang kokoh sebagai prinsip pemikiran para sahabat, menjadikan kalimat tauhid sebagai inti daripada hidup mereka. Setelah pemikiran individu-individu kuat dengan aqidah Islam sebagai intinya.
Maka mereka senantiasa menjadikan hal-haram sebagai penentu hidup mereka, perasaan mereka pun tunduk akan yang dibawa Rasulullah Saw. Seperti mereka membenci apa yang Rasulullah benci, mencintai apa yang Rasululah cintai, bahkan lebih mencintai Rasulullah dan apa yang dibawanya ketimbang diri mereka dan keluarga mereka sendiri.
Tahap Kedua
Fokus pada pengubah perubahan (Agen Of Change), lalu para sahabat inilah yang menjadi agen-agen perubahan. Mereka memasuki tahapan ke-dua dakwah, yaitu menjadi pengemban pesan langit kepada kaum arab jahiliyah. Mereka mulai mendakwahi apa yang mereka ketahui secara terang-terangan, mengkritik praktek-praktek yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah, dan juga memerangi segala kedzaliman di tengah masyarakat.
Reaksi pun berdatangan. Tidak seperti di tahapan pertama, di tahapan yang kedua ini kaum muslimin mendapatkan halangan secara fisik seperti propaganda, penyiksaan, dan pemboikotan. Keistiqomahan kaum muslimin dalam dakwah banyak sekali di uji di tahapan ini. Karena memang mereka membawa sesuatu yang bergesekan dengan budaya kaum jahiliyah yang sudah lama mengakar.
Begitulah dakwah kebenaran, memang senantiasa melawan sesuatu yang salah dan telah lama berakar. Namun ini dilakukan Rasulullah untuk menunjukan stabilitas dalam berdakwah sehingga nantinya masyarakat atau kaum jahiliyah percaya dan menyambut kedatangan islam meskipun begitu banyak sekali kalangan yang semakin marah dan muak namun itu yang membuat Rasulullah bersemangat lagi karena pada hakikatnya jalan dakwah ini tidak mudah dan tidak akan bisa di pijak pada orang yang belum layak.
BACA JUGA: Kepergian Ibrahim, Putra Tercinta Rasulullah
Rasulullah terus menerus berdakwah sampai akhirnya semua masyarakat memihak kepadanya dan semua jazirah mendengarkan tentang ide-ide islam yang dibawa Rasulullah Saw. Masyarakat disegarkan kembali dengan agama tauhid, yang selaras dengan agama Ibrahim yang mereka junjung.
Tahap Ketiga
Menyentuh wilayah-wilayah politis. Semua langkah dakwah Rasulullah untuk menegakkan Islam ini dikunci dengan indah oleh Hijrah. Saat itulah Rasulullah berpindah kepada tahapan dakwah ketiga, yaitu berdakwah dengan kekuasaan setelah Madinah menjadi negri kaum muslim yang pertama menerapkan syariat Islam secara utuh. Dimana Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai asasnya, dan Rasulullah sebagai pemimpinnya.
Sudah kita ketahui bukan perjalanan dakwah ini tidaklah mudah apalagi di era yang kian banyak permasalahan-permasalahan yang membuat kita bukannya makin kuat melainkan hancur sedikit demi sedikit oleh karena itu dakwah kali ini mencari pundak-pundak yang siap dan layak tuk menjadi tempat persinggahannya nanti dan itu di mulai dari kalian generasi muda yang kaya akan ilmu, kaya akan pemikiran, dan kaya akan stamina untuk itu layakkan diri sehingga jalan dakwah ini tidak salah berpijak. []