SURIAH—Tiga dari kekuatan internasional yang terlibat dalam perang Suriah—AS, Rusia dan Iran—berlomba-lomba memperkuat kehadiran militer mereka di negara konflik berkepanjangan tersebut. Mereka ramai membangun dan menambah basis militer, bahkan beberapa sudah beroperasi, NewsWeek melaporkan.
Pasukan operasi khusus AS telah terlibat di Suriah selama bertahun-tahun. Kini AS tampaknya memperluas platform tempat operasi militernya. Awal bulan ini, citra satelit menunjukkan apa yang tampaknya merupakan konstruksi landasan terbang baru di dekat perbatasan selatan Suriah dengan Yordania dan Irak, menurut The Daily Beast.
Pangkalan ini, bersamaan dengan instalasi “Sementara” lainnya dapat digunakan untuk memerangi kelompok IS dan melawan pasukan pembebasan Suriah di wilayah di mana pasukan rezim Assad siap untuk mengambil alih. Sementara itu, sekutu Assad Rusia dan Iran telah mengumumkan rencana untuk mengembangkan ‘eksistensi’ militer mereka sendiri di negara tersebut.
Pentagon ragu untuk mengomentari niatnya untuk membangun basis militer baru di Suriah. Komando Pusat AS yang berpusat di Florida menyatakan bahwa tujuan pembangunan ini untuk “Keselamatan.”
“Untuk memastikan keamanan operasional dan perlindungan kekuatan, koalisi tidak akan mengumumkan atau mengonfirmasi informasi tentang kemampuan, jumlah kekuatan, lokasi, atau pergerakan pasukan di dalam atau di luar Irak dan Suriah,” kata Komando Pusat kepada Newsweek melalui email.
Pasukan operasi khusus AS terus melatih dan membantu pasukan rezim Suriah di tenggara negara tersebut, di mana satelit menangkap instalasi militer baru di dekat pos terdepan AS yang terletak di dekat kota perbatasan Suriah Al-Tanf.
Tidak jauh dari pangkalan udara Hmeymim yang dikendalikan Rusia di Latakia, Assad juga telah memberi Iran untuk membangun instalasi militer angkatan lautnya sendiri, menurut laporan kantor berita TASS pada Maret lalu. Iran telah mengumumkan pada November 2016 lalu bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan untuk mendirikan basis militer di Suriah, Reuters melaporkan.
Teheran juga diyakini telah mempertahankan basis pesawat tak berawak yang tidak jauh dari pasukan basis militer AS dan sekutunya di Al-Tanf. Keterangan ini disampaikan pejabat AS yang dikutip NBC News bulan Juni lalu. []