DI sebuah desa kecil ada seorang anak yang sedang berjalan melintasi lokasi yang akan dibangun sebuah sekolah. Anak itu melihat ada 3 orang yang sedang bekerja disana.
“Pak, sedang mengerjakan apa?” tanya anak itu kepada tukang pertama.
“Kamu bisa lihat sendiri, saya ini seorang tukang, saya sedang mengerjakan pekerjaan saya sebagai tukang bangunan,” jawabnya.
BACA JUGA: Pahlawan 10 November 1945: Mayor Abdullah, Mantan Tukang Beca yang Jadi Perwira
Lalu anak itu menanyakan pertanyaan yang sama kepada tukang kedua, “Pak, sedang mengerjakan apa?”
“Saya sedang membantu sekolahan ini membuat gedung sekolah,” jawab tukang kedua.
Lalu anak itu juga menanyakan pertanyaan yang sama kepada tukang ketiga, “Pak, sedang mengerjakan apa?”
Tukang ketiga menjawab, “Saya sedang membangun mimpi anak-anak di desa ini supaya mereka berani bermimpi lebih tinggi dan meraih cita-citanya, sehingga mereka membawa manfaat di masyarakat.”
Saudaraku, kualitas diri kita bisa dilihat dari apa yang kita kerjakan saat ini. Sudah benarkah selama ini kita melakukan suatu pekerjaan? Jangan-jangan pekerjaan yang kita lakukan hanya sebatas untuk mengisi perut setiap harinya.
Itulah yang dinamakan visi. Kita mungkin melakukan hal yang sama persis dengan rekan kerja kita, kita mungkin melakukan bisnis yang sama dengan rekan maupun pesaing-pesaing kita. Tapi milikilah visi yang paling baik, paling mulia. Visi yang mampu menggetarkan jiwa bagi siapa saja yang mendengarnya.
BACA JUGA: Seorang Wanita dan Tukang Besi
Tanyakan kepada diri kita sendiri, apakah pekerjaan yang kita lakukan saat ini hanya untuk mengisi perut bulan depan?
Terlebih ibadah kita, apakah hanya untuk menggugurkan kewajiban? ataukah kita memiliki visi yang jauh untuk di akhirat nanti? []