Oleh: Aditya Budi
Penikmat Studi Keislaman
BANYAK timbul pertanyaan ketika Islam didaku sebagai agama terbaik dengan kesempurnaan ajarannya, namun kondisi umat hari ini tak sebaik kejayaan di masa lampau. Banyak pula jawaban yang muncul atas pertanyaan tersebut, mulai dari kalangan ulama, kyai, cendikiawan hingga santri atau mahasiswa kemarin sore.
Yang paling populer mungkin adalah jawaban eksplisit dari Ahmad Syakib Arsalan melalui karyanya “Limadza ta akharal muslim wa taqaddma ghairuhum”. Namun saat ini saya tak ingin membincang soal konsep yang para cendikiawan tawarkan. Saya lebih tertarik membincang konsep yang membumi yang relative mudah dicerna oleh umat.
Adalah Alamarhum K.H Zainudin MZ, da’i fenomenal di Indonesia yang pernah memaparkan penyebab-penyebab sederhana yang sering disepelekan oleh umat Islam. Namun karena hal tersebut umat Isalam tak kunjung mencapai kondisi terbaiknya. Dalam salah satu sesi ceramahnya beliau berkata bahwa ada “tiga penyakit” kulit yang menjangkiti umat Islam saat ini.
Pertama adalah Kudis alias Kurang Disiplin
Sudah menjadi jamak diketahui bahwa perilaku kurang disiplin masih menggerogoti kebiasaan umat Islam. Padahal hamper segala aspek ibadah selalu ada nilai-nilsi kedisiplinan di dalamnya.
Padahal esensi Islam itu sangat menekankan akan pentingnya kedisiplinan terlebih kaitannya dengan waktu. Perihal shalat, sangat Nampak didalamnya kita dilatih untuk disiplin. Bukan hanya ada waktu-waktu shalat yang telah ditetapkan, tapi kita diajak untuk dapat shalat tepat waktu berjamaah dengan pahala yang berlipat.
Yang kedua adalah Kutil, yaitu Kurang Teliti
Menurut da’i yang juga akrab disapa da’i sejuta umat ini bahwa perilaku kurang teliti umat ini tercermin soal amal yang ikut-ikutan. Tanpa tahu ilmunya, umat kebanyakan beribadah hanya berdasarkan “katanya” dan “sudah menjadi kebiasaan nenek moyang”.
Padahal Islam sangat menekankan al’Ilmu qabla al-‘Amal, ilmu sebelum beramal. Budaya ikut-ikutan menjadikan generasi umat Islam mundur dari segi aqidah. Ibadah tanpa didasari ilmu tidak akan diterima. Bahwa syarat amal diterima adalah ikhlas karena Allah dan ittiba’ pada Rasulullah saw. Dan untuk memahami keduanya butuh ilmu dan belajar.
Keran kurang ilmu pula, sebagian saudara kita sibuk memperdebatkan masalah furuiyah (cabang) serta membesar-besarkannya. Hingga lupa masih banyak urusan umat yang lebih esensi dan asasi untuk diurus. Amat saying energy umat ini habis hanya karena perdebatan yang sejatinya masih bisa ditolerir sepanjang ada landasan kuat dari masing-masing mujtahid.
Selanjutnya, yang ketiga adalah Kurap alias Kurang Rapi
Menurut Kyai bernama asli Zainudin Muhammad Zein ini, umat Islam terkadang kurang rapi dalam menampilkan Islam sebagai rahmatan lil’alamin. Sehingga citra Islam menjadi buruk dan negatif. Lihat saja Islam sering diidentikan dengan miskin, bodoh, kotor dan terbelakang. Semuanya tak bukan karena kurang menghayatinya umat Islam dengan ajaran Islam sendiri.
Dan sumber dari ketiga penyakit kulit tersebut adalah disebabkan karena Kuman, alias Kurang Iman
Maka sebaik-baik pengobatan dan pencegahan adalah dengan memperbaiki kualitas keimanan kita masing-masing. Dengan banyak belajar dan memahami Islam bukan hanya dari sisi luarnya semata namun juga dari nilai-nilai ajaran yang terkandung didalamnya.
Semuanya harus kembali kepada penguatan iman. Keimanan yang kuat selalu akan tercermin dalam setiap aspek kehidupan umat Islam sendiri. Itulah sekelumit penjelasan tentang penyakit kulit yang berbahaya bagi umat Islam. Jadi, mari introspeksi dan perbaiki sembari terus belajar akan Islam yang lebih utuh. Wallahu a’lam bishshawab. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.