JAKARTA–Proses penegakan hukum pasca Aksi Bela Islam telah menimbulkan korban dan pelaku pelanggaran HAM. Dari data yang dihimpun oleh Tim Advokasi GNPF-ULAMA menunjukkan bahwa Ulama dan Aktivis adalah korban yang paling banyak mengalami pelanggaran HAM, sementara Institusi Penegak Hukum sebagai pihak yang paling banyak melakukan pelanggaran HAM.
“Oleh karena itu, kami menyerukan kepada rezim kekuasaan dan aparatur negara untuk segera menghentikan politik adu domba dan pecah belah melalui berbagai kebijakan negara yang diskriminatif dan berpotensi menimbulkan pelanggaran HAM warga negara,” kata Ketua TA GNPF-ULAMA Nasrullah Nasution kepada Islampos.com Sabtu (23/12).
Selain itu, Nasrullah juga meminta kepada aparatur negara untuk menghentikan seluruh proses hukum yang penuh rekayasa dan bermotif politik dan membersihkan institusi negara dari oknum-oknum yang menggunakan kekuasaan negara untuk kepentingan politik.
Untuk diketahui, dari catatan TA GNPF Ulama sebanyak 8 kasus yang dilaporkan ke pihak kepolisian terkait khusus Ulama dan Aktivis yang mengalami pelanggaran HAM, Nasrullah mengaku tidak satupun kasusnya yang tertangani secara jelas. Bahkan, kata dia bisa dikatakan terkatung-katung. []
Reporter: Rhio