JAYAPURA–Tersiar kabar dua orang tenaga medis Gugus Tugas Covid-19 Intan Jaya menjadi korban kekejaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Distrik Wandai Intan Jaya.
Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni membenarkan kabar tersebut. Bupati menyampaikan kejadian penembakan dan penganiayaan terjadi pada Jumat (22/5/2020), sore.
“Betul Informasinya dan saya baru terima. Ada dua orang. Akan tetapi kami belum pastikan ini pelaku dari pihak mana begitu. Namun diduga dari pihak KKB. Korban adalah petugas kesehatan untuk Distrik Wandai disana,” terangnya.
BACA JUGA: Tim Medis ACT Sudah Diterjunkan ke Papua Sejak Januari
Dijelaskan Bupati, kedua petugas medis atas nama Almalek Bagau dan Eunico Somou berada di Distrik Wandai untuk melakukan sosialisasi dan penyerahan sembako dan lain – lain dan dilengkapi surat tugas dari gugus tugas Covid-19 Intan Jaya.
“Mereka masuk dalam Tim SK kami dan kami baru terima informasi, belum mendalami pelaku dari kelompok mana atau orang dari mana. Kami putus kontak dengan mereka karena disana tidak ada signal,” jelasnya.
Dikatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kapolres dan Dandim untuk ke lokasi pada Sabtu (23/5/2020).
“Kami pun masih harus pastikan di daerah ini aman atau apa baru bisa terbang dengan heli. Besok baru setelah pertemuan koordinasi dengan Kapolres dan Dandim. Untuk naik ini saya besok berkoordinasi. Korban kritis rencana kita akan bawa ke Nabire,” ucapnya.
Sementara itu, Kapolres Intan Jaya Yuli Karre Pongbala, mengatakan bahwa pihaknya telah mengirim anggota ke lokasi untuk memastikan informasi tersebut.
“Kami belum pastikan itu, karena kita belum melihat langsung,” kata dia seperti dikutip dari Kompas.
Yuli menjelaskan, informasi awal adanya penyerangan terhadap kedua korban diperoleh dari Pastoral Distrik Wandai. Namun, untuk mencapai ke lokasi penembakan, yang berada di Kabupaten Intan Jaya, membutuhkan waktu sekitar lima jam.
BACA JUGA: 10 Provinsi di Indonesia dengan Kasus Positif Covid-19 Tertinggi
Menurut Yuli, lokasinya penembakan berada di kabupaten yang terletak di wilayah adat Meepago dan berada di kawasan Pengunungan Cartenz. Satu-satunya akses yang bisa ditempuh ke lokasi tersebut hanya melalui transportasi udara dari Nabire atau Mimika. Sementara itu, Bandar Udara Sugapa hanya bisa didarati pesawat perintis. Pendaratan pun hanya bisa dilakukan dari pagi hingga siang hari. Lalu, jarak dari Distrik Sugapa menuju Distrik Wandai membutuhkan waktu tempuh sekitar tiga jam melalui jalur darat menggunakan kendaraan roda dua. Kondisi jalan menuju distrik yang belum beraspal tak bisa dilewati mobil, kecuali truk dan motor.
Berdasar informasi sementara, kedua korban diserang saat mengantar obat-obatan terakit Covid-19. Lalu, korban juga diketahui mengantongi surat tugas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-10 dan Surat Perintah dari Kepala Dinas Kesehatan Intan Jaya.
“Rencananya Sabtu (23/5/2020) kami akan ke TKP untuk mengevakuasi korban,” ujarnya, dilansir dari Antara.
“Saat ini kami dapat informasi satu orang sudah meninggal. Kemudian yang satu korban lagi masih di Pastoran dan kondisinya kritis,” lanjutnya. []
SUMBER: KOMPAS | DETIK | ANTARA