TIM penyelamat di Ghouta timur mengatakan bahwa mereka kesulitan untuk mengevakuasi warga sipil maupun jenazah korban serangan bom rezim Assad. Serangan kali ini dianggap sebagai salah satu serangan udara paling berdarah selama konflik selama tujuh tahun tersebut.
Pesawat tempur Assad menerjang Ghouta Timur pada Sabtu (3/2/2018) pekan lalu. Serangan ini telah berlangsung selama tujuh hari berturut-turut oleh militer Assad dan sekutunya, seorang saksi dan kelompok pemantau mengatakan.
Untuk menyelamatkan diri, warga bersembunyi di ruang bawah tanah. Lembaga bantuan medis juga menuduh rezim Assad melakukan serangan terhadap selusin rumah sakit di Ghouta timur. Tidak ada komentar langsung dari militer Suriah.
Rezim Suriah dan Rusia, sekutunya, mengatakan bahwa mereka hanya menargetkan pasukan anti-Assad, namun mereka justru menargetkan warga sipil tak bersalah.
Lonjakan tembakan roket dan serangan udara telah menewaskan hampir 500 warga, Lembaga HAM untuk Suriah melaporkan. 120 di antaranya adalah anak-anak.
Berdasarkan laporan badan HAM yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa serangan rezim Assad menyerang Douma, Hammouriyeh dan kota-kota lain hingga menewaskan 24 orang.
Lembaga bantuan yang pertama kali bergegas mencari korban selamat setelah melakukan serangan ke Kafr Batna, Douma dan Harasta, Pertahanan Sipil di Ghouta timur mengatakan. Lembaga bantuan yang beroperasi di wilayah Ghouta timur mengatakan telah mendokumentasikan setidaknya 350 kematian dalam empat hari awal pekan ini.
“Mungkin masih banyak lagi,” kata Siraj Mahmoud, juru bicara pertahanan sipil di pinggiran kota. []
SUMBER: MEMO