NAFSU adalah keinginan, kecendrungan, dorongan jiwa yang kuat untuk melakukan perbuatan entah itu perbuatan yang baik maupun perbuatan yang buruk. Nafsu dipengaruhi oleh pola pikir manusia, baik itu positif maupun negatif. Nafsu juga dapat dikendalikan oleh pikiran. Sedikitnya ada tiga tingkatan nafsu manusia yang harus kita kenali.
Seseorang harus menyadari bahwa tidak semua keinginannya dapat dilaksanakan atau tercapai. Sebelum melakukan keinginan maka akan selalu dikonsultasikan kepada akal.
Seseorang yang memiliki ketenangan akan mampu melahirkan perbuatan yang normal sesuai dengan ketentuan umun yang tengah-tengah masyarakat maupun agama sehingga menimbulkan kebahagiaan, ketentraman, dan kesejateraan lahir batin.
Dikutip dari buku Terapi Hati karya M. Amin Syukur, ada tiga tingkatan nafsu manusia, berikut di antaranya:
BACA JUGA: Meredam Nafsu Syahwat
Tingkatan Nafsu Manusia Pertama: Nafsu muthma’innah
Nafsu muthma’innah adalah tingkatan nafsu manusia yang telah mencapai ketenangan, nafsu yang dapat dikendalikan oleh akal yang sehat. Nafsu ini telah mendapat rahmat Allah SWT dan manusia yang mendapatkan nafsu ini akan mendapat ridha Allah SWT di dunia dan akhirat. Orang ini akan mendapat “husnul Khatimah” di akhir hidupnya sebagai pintu menuju surga Allah SWT.
Allah SWT berfirman: “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhaiNya. Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hambaKu, dan masuklah ke dalam surgaKu,” (QS Al-Fajr: 27-30).
Tingkatan Nafsu Manusia Kedua: Nafsu Lawwamah
Nafsu Lawwamah adalah tingkatan nafsu manusia yang sudah mengenal baik dan buruk. Nafsu tercela kerana kelalaian tuannya melaksanakan peraturan-peraturan Allah. Nafsu ini mengarahkan pemiliknya untuk menentang kejahatan, tetapi suatu saat jika ia lalai beribadah kepada Allah SWT, maka ia akan terjerumus kepada dosa. Orang yang memiliki nafsu ini tidak tetap pendirian untuk menjalankan ketaatan dan meninggalkan perbuatan dosa.
Allah SWT berfirman: “(Tetapi) kerana mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al-Maidah: 13).
BACA JUGA: Lawanlah Nafsu dengan 2 Hal!
Tingkatan Nafsu Manusia Ketiga: Nafsu Ammarah Bissu’
Nafsu Ammarah Bissu’ adalah tingkatan nafsu manusia nafsu ini sangat berbahaya apabila melekat pada diri seseorang manusia sebab ia suka mengarahkan manusia kepada perbuatan dan perilaku yang dilarang agama.
Allah SWT berfirman: “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), kerana sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,”(QS Yusuf: 53).
Sementara itu, nafsu yang kerap menjerumuskan manusia ke dalam dosa adalah nafsu syahwat yang terkontrol. Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali (1058-1111) dalam kitab populernya Ihya ‘Ulumuddin memberikan tips untuk melemahkan nafsu syahwat, di antaranya:
1. Memutuskan keterikatan
Kita terikat kepada benda yang menguatkan nafsu syahwat. Maka, tidak boleh tidak, kita harus belajar memutuskan keterikatan itu. Misalnya, keterikatan kepada makanan diputus dengan berpuasa.
2. Memadamkan api
Sesungguhnya nafsu syahwat itu dapat berkobar dengan pandangan kepada hal-hal yang dapat memancing nafsu syahwat. Rasulullah SAW bersabda, “Pandangan itu adalah salah satu panah beracun dari panah-panah iblis.”
Menjaga pandangan dari hal-hal tercela, menjaga telinga dari ucapan-ucapan kotor, menjaga langkah kaki dari tempat-tempat yang tidak pantas, menjaga pikiran dari bacaan-bacaan yang tidak bermanfaat, merupakan langkah-langkah memadamkan api nafsu syahwat.
3. Mencari jalan yang halal
Setiap manusia tentu memiliki kebutuhan jasmaniah yang harus dipenuhi, baik makanan, pakaian, maupun pasangan. Maka semua itu dapat dipenuhi dengan menjaga diri dengan syari’at yang kuat, yakni mencari jalan yang halal atas setiap kebutuhan hidup.
Inilah tiga jalan yang mampu melemahkan tentara nafsu syahwat. Langkah pertama seperti halnya memutuskan makanan bagi anjing yang ganas supaya ia lemah, lalu hilanglah kekuatannya.
Langkah kedua mencegah anjing yang ganas itu agar tidak mencium bau amis daging dan darah, sehingga perut sang hewan tidak tergerak lantaran melihat dan mencium makanan kesukaannya.
Langkah ketiga menghias diri dengan sesuatu yang sedikit, mencukupkan diri dengan yang halal, dari kebutuhan tabiat manusia. []