Seseorang terkadang merasa kesulitan menemukan jodohnya. Padahal, Jodoh itu sudah digariskan Allah, tertulis di dalam Lauhul Mahfud. Namun, tidak seorang pun bisa menebak kapan dan dari mana datangnya.
Persoalannya adalah ketika orang-orang terdekat dan keluarga terus mendesak dan bertanya, “Kapan nikah?” hal ini sering menimbulkan keresahan tersendiri bagi sebagian orang yang belum juga menemukan pasangan hidupnya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah meminta bantuan keluarga atau kerabat untuk dikenalkan dengan seseorang. Namun, tak jarang yang terjadi justru sebaliknya. Keluarga atau kerabatlah yang ‘kekeuh’ mengatur perjodohan. Bagaimana jika terjadi hal yang demikian?
Dikutip dari TMJ.com, nilah tips yang perlu diketahui dalam menyikapi perjodohan:
Pertama, yakinlah bahwa orang tua atau keluarga yang berencana mengatur perjodohan itu memiliki niat atau maksud yang baik.
Jodoh yang mereka pilihkan tentunya juga seseorang yang mereka anggap baik. Jadi, perjodohan tersebut bukan untuk menjerumuskan, melainkan sebagai bentuk kasih sayang mereka.
Kedua, yakinlah dengan ‘kun fa yakun’.
Jika Allah sudah berkehendak tentu siapapun tidak dapat menghindar darinya. Walau seakan perjodohan itu diatur keluarga, namun sesungguhnya Allah lah yang telah mengaturnya. Jika berjodoh atau tidak jadi sekalipun, hal itu merupakan kehendak dan ketentuan Allah semata.
Ketiga, mintalah kesempatan untuk saling mengenal terlebih dahulu. Tentunya dengan cara yang diisyaratkan syariah.
Keempat, putuskanlah dengan bijak.
Jika dari proses saling mengenal itu diperoleh kecocokan dan keyakinan, maka jangan sungkan atau malu untuk menerima perjodohan dan melanjutkannya ke jenjang pernikahan. Namun, jika merasakan ketidaksesuaian, maka terbukalah untuk mengatakan yang sejujurnya.
Selain itu, Islam juga telah mengajarkan untuk melakukan istikharah. Ini bisa menjadi cara ampuh untuk membantu memperoleh keyakinan yang kuat sebelum memutuskan pilihan. []