SEPERTI yang kita ketahui bahwa Rasulullah adalah sosok yang sangat mulia akhlaknya. Kita bisa melihat dalam sejarah kelembutan sifat Rasulullah ketika berinteraksi dengan siapa pun. Namun tak hanya memiliki sifat lemah lembut, Rasulullah juga memiliki sifat tegas dan teguh dalam pendiriannya. Terlebih mengenai agama.
Pada zaman dahulu orang-orang musyrik membujuk Nabi SAW dengan jabatan dan kekuasaan. Berharap agar Muhammad jadi seperti Muhammad yang dulu. Agar Muhammad berhenti menyuarakan dakwahnya. Namun beliau tak peduli terhadap bujuk rayu itu. Bahkan tidak membuka dialog sama sekali.
BACA JUGA: 5 Perkara untuk Umat Nabi Muhammad SAW di Bulan Ramadhan
Nabi SAW menjawab, “Aku diutus kepada kalian bukan untuk meminta harta kalian, bukan pula meminta kemuliaan di tengah-tengah kalian, atau menjadi raja untuk kalian. Akan tetapi, Allah mengutusku pada kalian sebagai seorang rasul dan menurunkan untukku sebuah kitab. Dia memerintahkanku menjadi pemberi kabar gembira dan peringatan untuk kalian. Menyampaikan risalah Rabbku kepada kalian. Menasihati kalian. Jika kalian menerimanya, itu menjadi kebaikan untuk dunia dan akhirat kalian. Kalau kalian menolak, aku bersabar atas ketetapan Allah hingga datang keputusan-Nya antara aku dan kalian.” (Sirah Ibnu Hisyam, Juz: 1, Hal: 296).
BACA JUGA: Umar Bertanya, Jawaban Abu Bakar Sama dengan Rasulullah
Sikap beliau ini menjadi teladan bagi para sahabatnya dan umatnya agar senantiasa berpegang teguh dengan asas agama. Tidak berkompromi dalam permasalahan ini. Konspirasi orang-orang musyrik untuk melemahkan dakwah pun gagal. Umat Islam bertampah mulia dan teguh dengan agamanya. []
SUMBER: KISAH MUSLIM