ANEH tapi nyata. Khalid bin Walid adalah panglima perang yang dulu pernah meluluhlantakkan pasukan kaum Muslimin di medan Uhud. Lalu setelah masuk Islam, Khalid juga yang menghancurkan musuh-musuh Allah yang memerangi Islam.
Dalam setiap pertempuran, kaum Muslimin selalu gemilang di bawah komandan Khalid. Titik balik dari kafir mejadi Muslim membawa perubahan besar dalam kepribadiannya, juga visi misi hidupnya memandang masa depan.
BACA JUGA:Manajemen Pasukan Khalid bin Walid
Ketika Perang Yarmuk melawan Imperium Romawi, Khalid menjadi panglima perang kaum Muslimin. Dengan kepiawannya di medan tempur, setiap kali berperang kaum Muslimin selalu menang. Tak heran jika tentara Romawi gentar sekaligus takjub padanya, pada pasukan Muslim.
Suatu hari Georgius Theodore meradang. Panglima perang Imperium Romawi ini datang menemui Khalid.
“Wahai Khalid,” kata Georgius, “Jujurlah kepadaku, jangan berbohong. Sebab orang merdeka tidak pernah berbohong. Apakah Allah menurunkan kepadamu sebuah pedang sehingga dengan pedang itu, engkau membinasakan musuh-musuhmu?”
“Tidak,” jawab Khalid.
“Lalu mengapa engkau dijuluki Si Pedang Allah (saifullah)?”
“Ketika Allah mengutus Rasul-Nya, ada yang mendustakan, tapi kemudian mendapat cahaya kebenaran, di antaranya aku. Beliau (Rasulullah SAW) mendoakanku, ‘Engkau adalah pedang Allah di antara pedang-pedang-Nya’.”
“Kepada apa engkau diseru?”
“Mengesakan Allah dan kebenaran Islam.”
“Apakah orang-orang yang masuk Islam sekarang akan mendapatkan pahala dan ganjaran seperti engkau juga?”
“Ya, bahkan lebih.”
“Bagaimana mungkin, padahal engkau masuk Islam lebih dahulu?”
“Kami hidup bersama Rasulullah SAW. Kami melihat tanda-tanda kerasulan dan mukjizatnya. Orang-orang yang melihat tanda-tanda dan mukjizat yang kami lihat dan mendengar ayat-ayat Allah serta sabda Rasul yang kami dengar, sudah sewajarnya masuk Islam dengan mudah. Sedangkan kalian yang tidak melihat dan mendengarnya, lalu kalian beriman kepada perkara-perkara yang gaib, maka pahala kalian lebih besar jika benar-benar ikhlas.”
Georgius terpesona. Hatinya bergetar. Lantas mendekatkan kudanya, “Ajarakan Islam padaku, wahai Khalid!”
Khalid menuntunnya. Asyhadu allâ Ilâha Ilallâh wa Ashadu Anna Muhammadarrasûlullâh.
Georgius mengikutinya. Lalu shalat dua rakaat. Itulah shalatnya yang pertama dan terakhir karena ketika berkecamuknya perang ia syahid di medan tempur itu.
BACA JUGA: Keikhlasan Khalid bin Walid saat Dipecat dari Panglima Militer
Perubahan revolusioner dari Panglima Besar Romawi menjadi prajurit biasa dalam pasukan Islam, hanya disandarkan pada beberapa kalimat yang telah dibincangkannya dengan Khalid. Ia mengubah status dari pejabat menjadi tentara bawahan. Ia menerima dan puas dengan apa yang kini diyakininya sebagai kebenaran. Hidayah.
Allah menghendaki kebaikan kepada orang yang dikehendaki-Nya. Maka bahagialah Georgius karena telah menjadi hamba yang yang terpilih.
“…Barang siapa dikehendaki Allah (untuk diberi petunjuk), niscaya Ia menjadikannya berada di jalan yang lurus.” (QS. al-An’âm [6]: 39). []