Table of Contents
Anak adalah generasi penerus bangsa yang harus dijaga secara utuh baik dari aspek pertumbuhan dan perkembangannya. Sebab kelak anak akan meneruskan cita-cita para leluhur untuk membangun Negeri ini. Secara fitrahnya anak itu unik, setiap anak terlahir dengan fitrah yang sama. Setiap anak tidak bisa memilih mau dilahirkan dari orangtua mana, namu kita bisa memilih menjadi orangtua yang bagaimana. Apakah menjadi orangtua yang penyayang, otoriter dan sebagainya. Setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk dapat tumbuh dan berkembang, mendapat layanan Pendidikan dan mendapatkan rasa aman. Anak pun memiliki hak untuk mengemukakan pendapatnya. Dunia anak usia dini adalah dunia bermain dan bemain menjadi salah satu sarana bagi anak untuk membangun pengetahuannya. Dan hal itu harus distimulus dan difasilitasi sesuai dengan kebutuhan dan perkembagannya
Dewasa ini semakin banyak anak yang mengalami gangguan dan hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya baik secara gentetik maupun akibat salah pola asuh. Data menunjukkan Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia mencapai 1,6 juta anak. Dari 1,6 juta anak berkebutuhan khusus baru 18% yang mendapatkan layanan pendidikan inklusi. Selanjutnya, dari 18% tersebut terdapat 115 ribu anak bersekolah di SLB dan 299 ribu lainnya bersekolah di sekolah reguler pelaksana sekolah inklusi (kemendikbud.go.id).
BACA JUGA: Aplikasi Kesehatan Mental Buatan Muslim Menangkan Kompetisi KTT Aliansi Pengusaha Muda G20
Menurut data tersebut, belum terfasilitasinya Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus dilandasi beberapa faktor diantaranya belum siapnya Lembaga Pendidikan untuk membuka layanan Pendidikan sekolah, terbatasnya guru yang bersedia mendidik anak berkebutuhan khusus. Karena pada dasarnya seorang guru anak berkebutuhan khusus haruslah memiliki karakter penyabar, penyayang, tanggung jawab kasih sayang dan lain sebagainya. Padahal pada dasarnya anak berkebutuhan khusus pun memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh Pendidikan yang layak sebagaimana mestinya seperti anak pada umumnya.
TK Inklusi Azaddy Al-Ghozaly Jatinangor menjadi salah satu TK penyelenggara Pendidikan Inklusi di Kabupaten Sumedang. Pendidikan inklusi sendiri memiliki pengertian yaitu sistem penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak yang memiliki keterbatasan tertentu dan anak-anak lainnya yang disatukan dengan tanpa mempertimbangkan keterbatasan masing-masing (Garnida, 2015, hlm. 48). Kurikulum yang digunakan di TK Inklusi adalah kurikulum 2013 yang dimodifikasi dengan menggunakan pendekatan individual. Dengan system Pendidikan Inklusi ini memungkinkan semua anak baik anak regular dengan anak berkebutuhan khusus dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran di satu tempat secara bersama-sama karena Pendidikan adalah hak semua orang tanpa terkecuali.
Bagi anak berkebutuhan khusus apek akademis bukanlah menjadi indicator utama ketercapaian pendidikannya melainkan anak berkebutuhan khusus harus mampu menolong dirinya sendiri atau dengan kata lain dia memiliki kecakapan hidup (Life skill) sebagai bekal anak dalam menjalani kehidupannya kelak.
Di TK Inklusi Azaddy Al-Ghozaly Jatinangor Pendidikan karater ini sendiri menjadi bagian terpenting dalam program Pendidikan yang di kembang di TK Inklusi Azaddy Al-Ghozaly Jatinangor, hal ini selaras dengan program pemerintah yang termuat dalam Peraturan Presiden RI No 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter atau PPK. Dalam Perpres ini dinyatakan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disebut PPK adalah gerakan pendidikan dibawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik
melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga dengan pelibatan
dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat sebagai bagian
dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Implementasi Pendidikan karakter bagi anak berkebutuhan khusus di TK Inklusi Azaddy Al-Ghozaly ini dilakukan melalui beberapa cara diantaranya modelling (pemodelan), pembiasaan (Habbit) dan pendekatan yang dilakukan guru dengan menggunakan non direct teaching (pembelajaran tidak langsung).
Cara TK Inklusi Azaddy Al-Ghozaly Jatinangor mendidik karakter anak berkebutuhan khusus
Berikut penjelasan ketiga cara yang dilakukan TK Inklusi Azaddy Al-Ghozaly dalam mengimplementasikan pendidikan karakter bagi anak berkebutuhan khusus tersebut:
1 Modelling (pemodelan)
Modelling (pemodelan) dilakukan dengan cara guru menjadi model yang nyata bagi anak dalam kaitannya Pendidikan karakter, maka guru dahulu lah yang harus memiliki dan menanamkan karakter tersebut dalam dirinya agar karakter tersebut dapat mengalir kepada anak dan ditiru oleh anak. Missal seorang guru haus memiliki kasih sayang dalam mendidik anak-anak baik anak berkebutuhan khusus maupun anak normal, guru juga harus memiliki sikap adil tidak membeda-bedakan anak baik secara ras, fisik, sosial, suku bangsa dan agama.
BACA JUGA: Modal Utama Manusia yang Jarang Disadari
2 Pembiasaan (Habbit)
Pembiasaan (Habbit), pembiasaan ini dilakukan dengan cara guru Bersama anak melakukan kegiatan di sekolah secara runut dan sistematis dari mulai kedatangan sampai kepulangan dimana hal tersebut menjadi sebuah rutinitas atau daily routine yang melatih anak untuk disiplin, istiqomah, konsisten dan bertanggungjawab. Daily routine di TK Inklusi Azaddy Al-Ghozaly Jatinangor adalah sebagai berikut:
No | Waktu | Kegiatan | Keterangan |
1. | 07.00 – 07.30 | Welcome school | Guru menyambut kedatangan anak di pagi hari dengan sapa senyum dan salam |
2. | 07.30 – 08.00 | Jurnal pagi dan bermain bebas | Anak melakukan kegiatan menggambar dan menuliskan keterangan gambar yang telah dibuatnya |
3. | 08.00 – 08.15 | Berdo’a dan tadarus surat-surat pendek | Guru bersama anak melafalkan doa sebelum belajar dan dilanjutkan dengan hafalan surat-surat pendek juzz 30 |
4. | 08.15 – 09.30 | Bermain terstruktur pagi | Anak melakukan kegiatan bermain di luar ruangan yang mengembangkan aspek fisik motoric |
5. | 09.30 – 09.45 | Snack pagi | Makan kudapan pagi dengan menu buah-buahan warna warni |
6. | 09.45 – 10.00 | Circle time 1 | Anak melakukan kegiatan main sebagai waktu transisi anak agar siap melakukan kegiatan selanjutnya |
7. | 10.00 – 11.30 | Kegiatan sentra | Bermain kegiatan sentra sesuai minat anak bersama guru sentra. Sentra yang dikembangkan di TK Inklusi Azaddy Al-Gozaly diantaranya: · Bahan alam · Persiapan · Imtaq · Balok · Seni · Peran |
8. | 11.30 – 11.45 | Circle time 2 | Kegiatan main sebagai waktu colling down bagi anak |
9. | 11.45 – 12. 15 | Makan siang | Anak Bersama guru melakukan kegiatan makan dengan menu nasi merah sayur dan lauk pauk |
10. | 12.15 – 12.30 | Beres-beres, sikat gigi dan berwudhu | Anak Bersama guru melakukan kegiatan membersihkan ruangan kelas dilanjutkan dengan sikat gigi dan berwudhu |
11. | 12.30 – 13.00 | Solat dzuhur | Anak Bersama guru melakukan gerakan solat dzuhur dengan guru yang menjadi modelnya |
12. | 13.00 – 13.15 | Jurnal siang | Menggambar dan menulis |
13. | 13.15 – 13.30 | Beres-beres, recalling dan doa kepulangan | Membereskan ruangan kelas, anak menceritakan kegiatan yang sudah dilakukan dan beroa sebelum pulang |
Daily routine ini menjadi acuan melakukan kegiatan di sekolah pada setiap harinya melatih anak untuk menanamkan fokus pada setiap kegiatan, istiqomah, disiplin dan tanggungjawab.
3 Pendekatan non direct teaching (pembelajaran tidak langsung)
Ketiga adalah pendekatan non direct teaching yang dilakukan oleh guru atau pembelajaran secara tidak langsung. Guru tidak diperkenankan untuk menyuruh, melarang dan memarahi anak. Guru di TK Inklusi Azaddy Al-Ghozaly memiliki strategi dalam mendampingi anak yakni menggunakan 5 kontinum pendampingan. 5 kontinum pendampingan itu diantaranya:
- Visually looking on (pengamatan)
Jika ada anak yang tidak sesuai aturan, misal ketika ada anak yang berebut mainan maka guru mengamati apa yang sedang dan akan anak lakukan, dengan keberadaan guru tersebut apakah anak merespon atau malah sebaliknya mengabaikan. Jika denga keberadaan guru anak masih tetap mengabaikan maka berlanjut ke kontinum yang kedua.
- Non-Directive Statement (pernyataan tidak langsung)
Contoh implementasinya misal saat anak berebut mainan dan guru melakukan pengamatan namun anak masih abai maka guru akan berkata “Alhamdulilah semua teman dapat bermain bersama”, jika anak masih belum kembali pada aturan maka guru akan lanjut pada kontinum ketiga
- Question (pertanyaan)
Contoh dari pertanyaan tersebut adalah “Ada teman yang ingin bermain Bersama, apa yang harus Alaric lakukan?” maka jika anak masih belum paham dengan apa yang disampaikan oleh guru maka lanjut dengan kontinum yang keempat
- Directive Statement (Pernyataan langsung)
Contoh dari pernyataan langsung ini guru mengatakan “Alat main sekolah untuk digunakan bersama-sama” namun jika sampai tahap ini anak masih belum paham dengan apa yang disampaikan oleh guru dan masih mengabaikan maka dilanjutkan dengan kontinum yang kelima
- Physical Intervention (Intervensi fisik)
Intervensi fisik disini bukan berarti guru melakukan kekerasan fisik namun guru melakukan pendekatan yang menggunakan kontak fisik misal dengan memeluk anak, menuntun anak mengajak untuk berbagi alat main dengan temannya.
Alhamdulilah dengan melakukan 3 cara atau strategi yang dilakukan baik kepada anak normal maupun anak berkebutuhan khusus tersebut dapat dirasakan perkembangan anak baik oleh guru maupun orangtua. Seyogyanya jika apa yang dilakukan di sekolah dikuatkan kembali di rumah maka Inshaalloh perkembangan anak akan lebih optimal. Karena dalam mendidik anak baik anak normal maupun anak berkebutuhan khusus diperlukan dukungan dan konsistensi dari orangtua agar apa yang telah dibangun di sekolah dapat dikuatkan di rumah. Di TK Inklusi Azaddy Al-Ghozaly pernah dan sedang menangani beberap tipe kebutuhan anak diantaranya anak dengan indikasi ADHD, Autis dan gangguan bicara. Alhamdulilah dengan strategi dan pendekatan yang dilakukan guru di TK Inklusi Azaddy Al-Ghozaly serta didukung dengan kerjasama dari orangtua perkembangan anak tersebut mengalami progress sesuai harapan. []
Oleh: Oleh Sri Ayu Wahyuni, S.Pd.
(Pendidik/Guru di TK Inklusi Azaddy Al-Ghozaly Jatinangor)