KEBAIKAN selalu membuahkan kebahagiaan, sebaliknya kejahatan hanya akan membuahkan kesengsaraan. Dalam sebuah kisah diceritakan tentang kawanan perampok yang mendadak tobat usai mendapatkan perlakuan baik dari seorang tuan rumah.
Sekawanan perampok baru saja melakukan perampokan di tengah padang pasir. Mereka berkuda ke sebua desa. Ada sebuah gubuk di desa itu. Penghuninya seorang lelaki tua dan anaknya berusia sebelas tahunan. Anak lelaki itu cacat, sepasang kakinya lumpuh.
BACA JUGA: Saat Iblis pun Ingin Bertobat
Kawanan perampok itu lalu mendatangi gubuk lelaki tua itu.
“Bolehkah kami bermalam di sini?” tanya ketua perampok.
“Kalian ini siapa?” tanya laki-laki pemilik gubuk itu.
“Kami pasukan fi sabilillah.” Pimpinan perampok itu berbohong. Pasukan fi sabilillah adalah pasukan yang berjuang membela agama Allah, yaitu pasukan Muslimin yang berperang melawan musuh-musuh Islam.
“Boleh, boleh. Silakan masuk,” kata lelaki tua.
Kawanan perampok akhirnya bermalam di gubuk itu. Mereka dijamu makan dan minum oleh pemilik rumah. Mereka juga mandi, wudhu lalu shalat.
Ternyata, pemilik rumah itu menampung air bekas wudhu kawanan perampok. Air itu lalu dioleskan ke kaki anaknya yang lumpuh.
“Bismillahirrahmanirrahim, semoga kakimu sembuh karena Allah,” kata lelaki tua itu sambil membasuh kaki anaknya dengan air bekas wudhu para perampok. Lelaki tua itu sangat yakin orang-orang yang bermalam di rumahnya adalah pasukan fi sabilillah.
Keesokan harinya, kawanan perampok itu pergi merampok. Malamnya, mereka datang lagi untuk meninap di gubuk itu. Lalu mereka terkejut melihat anak lelaki itu sudh bisa berjalan.
“Apa yang terjadi? Kulihat kemarin anak itu lumpuh,” kata pemimmpin perampok.
“Ia sembuh karena Allah,” jawab laki-laki itu. “Kubasuh kakinya dengan bekas air wudhu orang-orang yang berjuang di jalan Allah.”
Para perampok mendengarkan penuturan itu dengan rasa takjub. Itulah kekuasaan Allah yang telah menunjukkan kebesaran-Nya.
BACA JUGA: Hukum Putus Asa dan Tobat Darinya
“Anakmu sembuh karena kau benar-benar yakin bahwa kami adalah adalah pasukan fi sabilillah,” kata pemimpin perampok. “Padahal kami manusia durjana yang jahat. Kami ini kawanan perampok…”
pemimpin perampok menangis tersedu-sedu. Ia sadar telah berbuat jahat bukan saja merampok orang, juga dengan mengaku sebagai pasukan fi sabilillah.
“Kau telah menyadarkan kami,” kata pemimpin perampok kepada pemilik rumah itu. “Sekarang, kami benar-benar akan menjadi pasukan fi sabilillah.”
Keesokan harinya, kawanan perampok itu pergi. Kali inim mereka benar-benar akan menjadi pasukan fi sabilillah. []
SUMBER: 31 Cerita Bada Isya. Karya: Sofiah Mashuri. Penerbit: Remaja Rosda Karya