YOGYAKARTA—Pemotongan simbol salib di nisan Albertus Slamet Sugihardi yang dimakamkan di Pemakaman Umum Jambon, Purbayan RT 53 RW 13, Kotagede, Yogyakarta ramai diperbincangkan di media sosial.
Ternyata kondisi sebenarnya di Purbayan, tidak seheboh yang dibicarakan di media sosial. Keluarga Albertus dan warga setempat yang mayoritas merupakan muslim hidup dengan damai.
Bahkan setelah ramai komentar warganet di dunia maya soal pemotongan nisan salib itu, keluarga Albertus dan warga membuat pernyataan di atas materai. Isinya, menyampaikan keikhlasan keluarga Albertus dengan pemotongan nisan tersebut.
Untuk diketahui, lingkungan tempat Albertus tinggal mayoritasnya adalah umat Islam. Bahkan pemakaman di mana Albertus dikuburkan, juga baru kali ini dipakai oleh warga non-muslim.
Bedjo Mulyono, tokoh masyarakat setempat menjelaskan, di makam tersebut telah disepakati agar tidak ada simbol agama.
Kejadian yang beredar di media sosial tersebut juga tidak benar.
Pemotongan salib dilakukan sebelum pemakaman dilakukan. Bahkan pihak keluarga juga sudah memahami kesepakatan tersebut.
Bedjo menegasakan bahwa warga Purbayan merupakan warga yang toleran. Menurut dia, surat pernyataan bermaterai itu ditandatangani oleh Maria Sutris Winarni yang tak lain merupakan istri almarhum.
“Dipotong sesuai kesepakatan,” jelas Bedjo, Selasa (18/12).
Sebelumnya masyarakat Yogyakarta digegerkan dengan kabar dipotongnya nisan salib di sebuah pemakaman umum di Kotagede, Kota Yogyakarta, yang beredar di media sosial.[]
SUMBER: KUMPARAN