BAGI orangtua lain, menyunatkan anak laki-laki mereka mungkin menjadi hal yang biasa. Namun, tidak demikian dengan Juliana. Ia mengaku lega luar biasa ketika anak lelakinya, Bintang, bisa disunat.
Sebelumnya, kata Juliana, sudah dua kali Bintang ‘ditolak’ dokter saat minta disunat. Menurut dokter, penis anaknya sulit disunat karena tertimbun oleh lemak. Memang, anaknya yang berusia 10 tahun itu bertubuh gemuk.
“Pas konsultasi ke dokter, Bintang disuruh diet dulu dan harus terapi hormon agar bisa disunat. Masalahnya, anak saya susah sekali kalau disuruh diet. Lagi pula, berat juga kalau Bintang harus terapi hormon, takut efeknya,” tutur Juliana yang hadir bersama anaknya pada diskusi media di Klinik Rumah Sunatan, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (1/12).
Susah sunat pada anak gemuk seperti yang dialami Bintang memang kerap terjadi. Acap kali, penis si gemuk tidak muncul. Dalam dunia medis, kondisi demikian disebut burried penis atau penis terpendam.
“Dokter umum atau mantri sunat biasanya akan langsung menolak bila anak yang akan disunat kegemukan,” ujar dokter spesialis bedah saraf pendiri Klinik Rumah Sunatan, Mahdian Nur Nasution, di acara tersebut.
Kondisi penis anak yang mengalami burried penis mirip anak yang mengalami micropenis. Keduanya memang serupa dan sama-sama menjadi problem saat akan disunat. Namun, burried penis dan micropenis merupakan dua masalah berbeda.
“Micropenis adalah kondisi penis memiliki ukuran yang memang di bawah rata-rata (lebih kecil), sedangkan burried penis ukuran penis normal, hanya tertutup lapisan lemak di bawah perut,” jelas Mahdian yang menekuni persunatan sejak masih kuliah di fakultas kedokteran melalui aktivitas sosial sunatan massal.
Micropenis dapat disebabkan beberapa hal. Di antaranya faktor hormonal semenjak anak masih dalam kandungan. Anak akan didiagnosis micropenis jika ukuran penis saat baru dilahirkan kurang dari 2 cm tanpa dibarengi kelainan struktur penis. Micropenis bisa dialami anak yang gemuk dan kurus.
Namun, anak yang mengalami burried penis pasti bertubuh gemuk. Penis tampak kecil, atau bahkan tidak muncul, karena tertutup lapisan lemak di perut bagian bawah. Penyebabnya kelainan pada jaringan ikat dan timbunan lapisan lemak di perut bagian bawah akibat obesitas.
“Jika disunat, masalah yang sering terjadi ialah kulup kembali muncul karena batang penis terpendam,” kata Mahdian.
Masalah akan muncul di kemudian hari saat dewasa. Kulup yang tertutup kembali menimbulkan gesekan yang bisa membuat penis lecet saat berhubungan seks. Selain itu, bagian kulup yang tertutup akan memudahkan terjadinya penumpukan kotoran (smegma). Smegma merupakan lahan subur untuk berbiaknya bakteri. “Penyakit menular seksual pun lebih mudah tertular ke pasangan.”
Teknik khusus
Di sejumlah klinik sunat dan rumah sakit, anak gemuk diberi terapi hormon agar bisa disunat. Terapi pemberian hormon testosteron itu bertujuan memperbesar dan memperpanjang penis sehingga mudah disunat.
Menurut Mahdian, bagi anak dengan problem micropenis, terapi hormon itu memang diperlukan. Namun, bagi anak dengan masalah penis terpendam, terapi itu harus dipertimbangkan masak-masak. Pasalnya, terapi itu memiliki beberapa efek samping.
“Antara lain, anak akan mengalami pubertas dini. Hal itu bisa menimbulkan dampak psikologis yang tidak baik. Selain itu, terapi hormon bisa mengganggu pertumbuhan karena hormon testosteron yang dimasukkan ke tubuh akan berlawanan dengan growth factor. Ditambah lagi, terapi hormon membutuhkan waktu dua bulanan dengan biaya cukup besar, Rp1,5 jutaan per terapi dan kadang dibutuhkan beberapa kali terapi,” papar Mahdian.
Sejatinya, menurut Mahdian, anak dengan burried penis bisa disunat tanpa didahului dengan terapi hormon dan diet. Caranya khusus. Cara khusus itu tidak punya sebutan spesifik, tetapi yang membedakan dengan sunat biasa antara lain pada teknik pembiusan, sayatan, jahitan, dan simpul bedah.
“Tidak ada persiapan khusus pada sunat untuk gemuk ini. Yang pertama hanya perlu menekan perut bawah atau pubis sampai penis muncul.
“Pembiusan dilakukan pada saraf utama dan infiltrasi di sekitar kulit. Jarum yang digunakan dipilih yang sekecil mungkin.
“Untuk penyayatan, pada teknik sunat biasa kulit disayat dan dipotong lebih banyak ke kulup cokelat. Kalau dengan khusus ini, lebih banyak ke mukosanya,” imbuh Mahdian.
Untuk penjahitan, untuk anak gemuk kulit dijahit melingkar secara kontinu. Jumlah jahitan bisa sampai 25. Karena itu, dipilih benang yang berukuran kecil dan kuat. Dengan teknik itu, menurut Mahdian, kulit penis tidak akan menutup membentuk kulup kembali.
“Waktu penyembuhannya sama seperti sunat biasa, sekitar dua minggu. Sesudah disunat, pasien perlu kontrol tiga kali, yaitu sehari setelah tindakan lalu di hari keempat dan hari ketujuh.” (H-3)
Untuk informasi tentang Rumah Sunatan bisa diakses via website www.rumahsunatan.com
atau ke media sosial kami di Instagram: @RumahSunatanID dan Like us on Facebook: RumahSunatan (www.facebook.com/rumah.sunatan).