WASHINGTON—Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump kembali mengancam akan menyerang rezim Suriah atas tuduhan serangan senjata kimia di Douma. Trump mengatakan, Washington memiliki banyak opsi militer untuk rezim Damaskus.
Pemimpin Gedung Putih telah bertemu dengan komandan militer AS untuk membahas respon atas dugaan serangan kimia di Suriah. Washington bahkan siap bertindak meski tanpa mandat atau persetujuan PBB.
“Serangan kimia yang diduga terjadi di Suriah akan ditanggapi dan itu akan ditanggapi dengan paksa,” kata Trump, Senin (9/4/2018).
Trump juga menyebut sudah mengetahui siapa yang bertanggungjawab dibalik serangan di Douma tersebut.
“Kami mendapatkan kejelasan yang sangat baik tentang siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu. Kami memiliki banyak opsi militer, dan kami akan segera memberi tahu Anda.”
Trump mengatakan tak akan membiarkan kekajaman di Suriah terus berlanjut.
“Kami tidak dapat membiarkan kekejaman seperti yang kita semua saksikan. Kami tidak dapat membiarkan itu terjadi di dunia kita. Terutama jika karena kekuatan AS, kita dapat menghentikannya,” ujar Trump.
Sebelumnya pada hari yang sama, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan bahwa serangan kimia di Douma, pinggiran Damaskus, sebagai fakta yang terbukti. Haley menyalahkan Rusia dan Presiden Bashar al-Assad yang dia sebut “monster” atas serangan tersebut.
Serangan Kimia Rekayasa?
Sementara itu, pasukan Rusia dan Suriah memeriksa area Douma yang dilaporkan jadi lokasi serangan kimia. Area yang telah dibersihkan dari kelompok militan Jaysh al-Islam tidak ditemukan jejak agen atau racun kimia. Tidak ada pasien di rumah sakit setempat dengan tanda-tanda adanya keracunan zat kimia.
“Semua fakta ini menunjukkan bahwa tidak ada senjata kimia yang digunakan di kota Douma, seperti yang diklaim oleh White Helmets,” kata Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah dalam sebuah pernyataan, mengacu pada kelompok yang kerap melaporkan serangan kimia di Suriah. []
SUMBER: RUSSIA TODAY