PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump dilaporkan memberlakukan tarif 25% pada setiap barang produksi asal Cina. Trump juga menuduh Beijing sudah mencabut hak cipta intelektual yang ada.
Gedung Putih AS akan memberlakukan tarif lebih tinggi lagi jika Cina membalas.
BACA JUGA: Ini Poin yang Mungkin Dibahas Trump dan Kim dalam Pertemuan Bersejarah di Singapura
Trump mengatakan tarif tersebut bertujuan untuk mengkritisi rencana “Made in China 2025”, dimana industri berteknologi tinggi akan dominan.
Dia mengatakan rencana ini akan melukai pertumbuhan ekonomi bagi Amerika Serikat dan banyak negara lainnya.
AS sendiri ingin China menghentikan praktik-praktik yang diduga mendorong alih-alih kekayaan intelektual—desain dan ide produk—ke perusahaan Cina, seperti persyaratan bahwa perusahaan asing berbagi kepemilikan dengan mitra lokal untuk mengakses pasar Cina.
“Kita harus mengambil tindakan defensif yang kuat untuk melindungi kepemimpinan Amerika dalam teknologi dan inovasi terhadap ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disebabkan oleh pencurian kekayaan intelektual China, pemindahan paksa teknologi Amerika, dan serangan maya di jaringan komputer kami,” kata duta besar AS Robert Lighthizer.
Dia mengatakan bahwa Presiden Trump “berhak mengakui bahwa jika kita ingin negara kita memiliki masa depan yang makmur, kita harus mengambil sikap sekarang untuk menjunjung perdagangan yang adil dan melindungi daya saing Amerika.”
Sebelumnya pada hari Jumat, juru bicara kementerian luar negeri Cina Geng Shuang mengulangi peringatannya lagi bahwa semua pembicaraan perdagangan antara China dan AS akan batal jika Washington menjatuhkan sanksi perdagangan.
BACA JUGA: Ini Dia 3 Masjid Kuno di Cina
“Posisi kami masih sama,” katanya.
“Jika AS mengambil langkah-langkah unilateral dan proteksionis yang merugikan kepentingan Cina, kami akan segera menanggapi dengan mengambil keputusan yang diperlukan untuk melindungi hak-hak dan kepentingan kami yang sah.” []
SUMBER: BBC