PAKISTAN–Film drama kontroversial di Pakistan yang bertajuk “Zindagi Tamasha“, resmi dimasukan untuk Oscar tahun 2021. Film yang diarahkan Sarmad Sultan Khoosat itu sebelumnya memicu kontroversi karena dianggap melecehkan agama Islam.
Film ini tayang perdana di Festival Film Internasional Busan tahun 2020. Di dunia internasional film ini mendapat sambutan hangat. Namun, di negaranya sendiri yakni Pakistan, film ini mengalami beberapa kendala terkait penanyangan dan ijinnya.
BACA JUGA:Â Dianggap Hina Islam, Poster Film Borat 2 di Badan Bus Prancis Picu Kontroversi
Zindagi Tamasha beberapa kali mengalami pengunduran jadwal tayang dari rencana semula dirilis pada 24 Januari 2020. Padahal sebelumnya lembaga sensor Pakistan telah melakukan sensor dan meloloskan film.
Namun, pada Juli 2020, Komite Senat Pakistan untuk Hak Asasi Manusia menyetujui perilisan film tersebut. Meskipun demikian, keputusan itu kembali membawanya terlibat dalam pertarungan hukum.
Protes terhadap film tersebut diinisiasi kelompok sayap kanan, termasuk partai politik Islam Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP). Mereka mengecam perilisan film dan menyerukan aksi boikot. Partai tersebut beranggapan bahwa film tersebut “mungkin bisa menyebabkan (seseorang) menyimpang dari ajaran Islam dan nabi.”
Sang sutradara, Sarmad Khoosat mengatakan bahwa film Zindagi Tamasha terinspirasi dari kisah nyata. Kendati demikian, dia tidak disebutkan identitas orang yang mengalami kisah tersebut.
Topik penistaan agama merupakan isu yang sangat sensitif di Pakistan. Potensi penghinaan terhadap Islam dapat dituntut berdasarkan undang-undang penistaan yang bisa berujung hukuman mati.
Melalui akun Twitternya, Khoosat mengungkap bahwa sesaat setelah trailer film dirilis, dirinya mendapat banyak ancaman pembunuhan.
“Saya menerima puluhan panggilan telepon dan pesan yang mengancam nyawa saya,” kata Khoosat seperti dilansir dari Independent, Selasa (26/1/2021).
BACA JUGA:Â 9 Film Garapan Netflix Diprotes Sejumlah Negara
“Semua penolakan dan kecaman yang saya terima karena film ini entah mengapa malah membangkitkan semangat saya untuk terus berkarya. Saya membuat film ini di Pakistan dan terutama, untuk Pakistan, untuk rakyat yang malang dan kebebasannya dirampas,” tegas Khoosat.
Film ini mengisahkan tentang seorang laki-laki yang dikucilkan, setelah video dirinya menari di pernikahan menjadi viral dimedia sosial.
Tokoh pria dalam film ini digambarkan berjanggut. Dia merupakan seorang penyair religi. Di Pakistan, karakter tokoh di film ini dianggap sensitif untuk dipertontonkan di khalayak umum. []
SUMBER: THE INDEPENDENT