MANUSIA hidup di alam dunia ini tidaklah sendirian. Kita hidup bersama makhluk Allah SWT yang lain. Salah satu makhluk Allah itu ada yang tak kasat mata. Mereka berada di sekeliling kita. Bahkan, mereka berusaha untuk bisa bersatu dengan tubuh kita. Sebab, ia ingin memberikan pengaruh buruk pada diri kita. Siapakah dia? Tiada lain dialah jin.
Ketahuilah, bahwa jin yang menetap di dalam tubuh seseorang bisa menimbulkan gangguan serius, seperti rasa sakit pada bagian tubuh yang tak terdeteksi secara medis. Sering mimpi buruk, mendengar bisikan-bisikan yang menyuruh melakukan sesuatu merupakan gejala yang tampak saat tidur. Sedangkan hal lainnya bisa terasa seperti mudah emosi dan marah, malas beribadah termasuk shalat serta membaca Quran, cepat lesu atau mudah lelah, dan sebagainya.
Gangguan jin ini ternyata berbahaya. Jika dibiarkan, bisa membuat kita jauh dari Allah karena sulitnya untuk beribadah. Lalu, bagaimana caranya kita bisa tahu apakah tubuh sudah dirasuki jin?
Sebagaimana dilansir fadhilza.com bahwa cara mendeteksi diri kita diganggu oleh jin ada beberapa cara.
Pertama, dengarkan rekaman rukiyah melalui headphone dengan volume yang kuat. Ayat yang dibaca dalam rekaman tersebut, yaitu surat Al-Fatihah, surat Al-Baqarah ayat 1-5, dan surat Al-Baqarah ayat 102 secara berulang-ulang.
Kedua, pejamkan mata dan jangan ikut bacakan ayat-ayat ini. Baik di mulut maupun di hati. Ketiga, perhatikan reaksi tubuh kita setelah selesai. Jika terjadi batuk, berpeluh-peluh, terasa mual, jantung berdegup kencang, terasa debar-debar, ada benda bergerak-gerak di bawah kulit, sendawa, mengantuk, pening, dan menguap, maka dapat dipastikan ada jin yang berdiam di tubuh kita.
Jika sudah terdeteksi seperti itu sebaiknya segera hubungi ustadz atau tempat rukiyah syariah yang dapat membantu membersihkan jin dari tubuh. Saat ini sudah banyak panduan-panduan untuk kita melakukan rukiyah mandiri atau pun dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada Allah.
Pada dasarnya jin tidak sanggup berdiam di dalam tubuh orang yang beriman dan bertawakal. Sebagaimana disebutkan dalam surat An-Nahl ayat 100, “Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.” []