Oleh: Hardika Saputra, M.Pd.
Dosen IAI Agus Salim Metro Lampung
Para Guru pada zaman milenia ini haruslah waspada. Menghadapi zaman dengan segala keterbukaan dan kebebasan teknologi media informasi yang membanjiri masyarakat saat ini, memungkinkan goyahnya tata nilai dan budaya bangsa Indonesia tercinta.
Jika guru sebagai seorang pendidik dan pengajar ilmu tidak dapat membekali diri dengan nilai-nilai dan sikap yang berlandaskan Pancasila, bukan tidak mungkin generasi-generasi penerus bangsa Indonesia akan termakan oleh budaya-budaya asing yang tidak sesuai dengan norma nilai-nilai pancasila.
Itulah salah satu tugas berat seorang guru di zaman milenia sekarang ini yang mau tidak mau harus dihadapi.
Paling tidak ada dua tugas seorang guru yang sangat penting pada zaman milenia saat ini. Pertama, guru harus menjadi panutan dalam tauladan dan budi pekerti yang luhur kepada siswa-siswanya.
Dengan adanya panutan dalam tauladan dan budi pekerti diharapkan siswa mampu menghadapi arus penetrasi budaya asing yang menyebar melalui media teknologi informasi saat ini.
Kedua, guru juga harus memantapkan dan menyebarluaskan nilai-nilai dan budaya bangsa jangan sampai terombang-ambing karena serangan budaya dan nilai-nilai asing yang masuk ke tanah air, yang sudah budaya dan nilai-nilai asing tersebut bertentangan dengan norma dan nilai-nilai pancasila.
Agar dapat melaksanakan tugas berat tersebut dengan baik, maka seorang guru harus menjadi idola bagi siswa-siswanya dalam berperilaku sehari-hari. Baik dalam segi berpakaian, bertutur kata dengan baik dan sopan, berakhlaq mulia, menghargai yang kepada yang lebih tua, dan sikap-sikap lain yang mencerminkan nilai-nilai pancasila. Semua itu merupakan budi pekerti yang baik, yang akan ditiru oleh siswa-siswanya.
Seorang guru harus menjadi pengamal pancasila yang utama baik didalam ataupun diluar sekolah. Misalnya, seorang guru harus mengamalkan sila pertama pancasila yakni “Ketuhanan yang Maha Esa”, maka guru harus memberikan contoh bagaimana dia melaksanakan kewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT.
Siswa harus selalu diberikan arahan bagaimana melaksanakan kewajibannya kepada Allah SWT, baik itu dalam ibadah maghdah maupun ghairu maghdah. Dengan kata lain guru harus berusaha membimbing siswa-siswanya untuk beribadah kepada Allah SWT, sehingga siswa-siswa tidak akan goyah menghadapi arus nilai-nilai budaya asing.
Seorang guru memiliki peranan penting karena siswa-siswa yang tidak memiliki landasan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT akan mudah terjerumus oleh budaya-budaya dan nilai-nilai asing yang tidak sesuai dengan pancasila.
Tugas seorang guru memang berat, tetapi untuk membangun generasi bangsa yang baik tidak semata-mata sepenuhnya di bebankan kepada guru. Semua pihak yang berhubungan dengan peserta didik pun harus ikut mengambil peran dalam membimbing peserta didik demi terwujudnya generasi bangsa Indonesia yang bernilai pancasila. Walllahu ‘Allam. []