“SEDIKIT demi sedikit, lama-lama jadi bukit”. Masih ingatkah Anda dengan pepatah yang satu itu? Kita mendengarnya ketika dahulu masih duduk di bangku sekolah dasar. Salah satu cara yang dilakukan para guru dalam menanamkan hemat dan budaya menabung, lewat pepatah itu.
Dan mungkin Pak Karsim merupakan salah satu orang yang mengamalkan pepatah tersebut. Tukang becak asal Subang ini akhirnya pergi naik haji. Bertamu ke rumah Allah. Dengan modal menabung. Ya, menabung.
Pada 23 Agustus lalu, Karsim dan istrinya Ratimi akhirnya bisa berangkat menunaikan ibadah Haji ke Tanah Suci Mekah lewat embarkasi Bekasi. Karsim bisa pergi melaksanakan ibadah Haji ini berkat kesabarannya, menabung dari hasil bekerja sebagai tukang becak selama 15 tahun. Subhanallah.
“Setiap hari saya sebisa mungkin harus menabung agar cita-cita saya dan istri terlaksana. Saya menabung perhari antara 25 hingga 50 ribu rupiah,” kata Karsim, seperti dilansir Merdeka.
Jika dihitung secara kasar, dimana Karsim mengais rezeki dari pekerjaanya sebagai tukang becak setiap hari selama 15 tahun—berarti Karsim sudah mengumpulkan tabungan sekitar Rp 136 juta – Rp 273 juta. Subhanallah, jumlah yang tidak sedikit.
Karsim bercerita, kendati setiap hari dirinya menabung, tetap saja ada rasa khawatir di benaknya dan sang istri. Karena menjadi seorang tukang becak memang punya penghasilan tak menentu. Namun tekad Karsim sudah bulat, untuk menjejakkan kaki di Tanah Suci.
“Ya kalau dapat uang lebih besar, 75 persennya saya masukkan ke tabungan.”
Hingga akhirnya kegigihan Karsim pun berbuah manis. Hanya menunggu dua minggu lagi, Karsim dan Ratimi tak sabar bisa menjadi tamu Allah SWT di Baitullah.
“Saya nanti berangkat di kloter 49. Doakan saja semoga bisa menjadi haji mabrur,” ujarnya ceria.
Kisah Karsim menjadi sebuah bukti, meskipun hidup sesulit apapun jangan pernah berhenti bermimpi dan bekerja keras. Mungkin tak ada yang menduga Karsim dan Ratimi bisa naik Haji dari pendapatan sebagai tukang becak. Tapi mereka berhasil membuktikan, jika Allah beserta orang-orang yang sabar. []