ISTANBUL—Pasar keuangan syariah di Turki semakin berkembang pesat, dan melampaui layanan perbankan konvensional. Hal tersebut membuat lembaga pembiayan di Turki semakin memperluas portofolio bisnis syariah mereka.
Salah satu lembaga pembiayaan syariah tersebut adalah Halic Leasing. Halic membangun portofolio aset sewaan dan menargetkan bisnis baru sebesar 25 juta dolar AS sampai akhir 2017. Selain itu, perusahaan tersebut juga ingin menarik investasi lebih lanjut melalui reksa dana syariah dan memperluas bisnis ke sektor konstruksi.
“Nasabah kami sangat sensitif, dan mereka ingin memastikan bahwa produk kami dan sumber pendanaan kami sesuai dengan prinsip-prinsip syariah,” ujar Gokcen Sahin, General Manager Halic Leasing dilansir Reuters, Kamis (9/2/2017).
Halic didirikan pada 2004 dengan sokongan dana dari investor Kuwait, Aktif Bank Turki, Islamic Corporation of the Development of the Private Sector (ICD), dan Ijara Management Company.
Mayoritas transaksi pembiayaan yang diberikan oleh Halic berada di sektor manufaktur seperti industri otomotif, makanan, kemasan, dan barang konsumsi lainnya.
Gokcan mengatakan, dengan portofolio yang baik, maka ke depan Halic dapat mempertimbangkan penggalangan dana melalui penerbitan sukuk. Progres perkembangan industri keuangan islam di Turki cukup baik, bahkan Bank Dunia memiliki program yang bertujuan untuk menyediakan pembiayaan syariah jangka panjang bagi UMKM.
Seperti diketahui, Turki merupakan negara dengan ekonomi terbesar ke-17 di dunia dengan jumlah penduduk muslim sekitar 76 juta orang. Pemerintah Turki terus berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan industri keuangan syariah agar dapat mempererat hubungan komersial dengan negara-negara Teluk, dan diversifikasi investasi bagi investor. []