TURKI— Juru bicara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Ibrahim Kalin mengkritik putusan pengadilan tinggi Uni Eropa, bahwa perusahaan-perusahaan Eropa dapat melarang karyawan mengenakan simbol agama atau politik termasuk jilbab.
“Quo vadis Europa? (Ke mana Eropa akan dibawa?).”
“Keputusan Pengadilan Eropa mengenai jilbab saat ini hal itu hanya akan meningkatkan sentimen antimuslim dan xenophobia,” kata juru bicara Presiden, Ibrahim Kalin Seperti dilansir AFP, Rabu 15 Maret 2017
Respons tersebut muncul saat Turki terlibat perselisihan sengit dengan Jerman, Belanda dan negara-negara Uni Eropa lain terkait larangan pejabat Turki mengadakan kampanye di luar negeri untuk mempromosikan referendum yang akan memperluas kekuasaan Erdogan.
Pengadilan Eropa mengatakan jika perusahaan memiliki aturan internal yang melarang penggunaan “simbol politik, filosofis atau agama” itu bukanlah “diskriminasi langsung.”
Pengadilan yang berada di lukesmburg jerman itu memutuskan kasus seorang perempuan muslim yang dipecat perusahaan keamanan G4S di Belgia setelah bersikeras mengenakan jilbab.[]