TURKI–Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin menegaskan pada bahwa mozaik Hagia Sophia saat menjadi gereja akan akan tetap dilestarikan, seperti yang telah terjadi selama 500 tahun terakhir. Mozaik akan tetap dijaga meski kini status Hagia Sofia kembali menjadi masjid.
“Poin utama di sini adalah tidak ada kerusakan pada mozaik, penggambaran, tekstur sejarah dan arsitektur bangunan ini akan tetap dijaga,” kata Ibrahim Kalin kepada saluran berita Turki NTV, Ahad (17/7/2020).
BACA JUGA: Hagia Sophia, Ini 7 Fakta Menariknya
“Saat ini, kami sedang berusaha menutupi mozaik dengan tirai [saat shalat],” ujar Kalin.
Pernyataan juru bicara kepresidenan itu disampaikan beberapa hari sebelum shalat Jumat pertama di Hagia Sophia yang direncanakan pada 24 Juli.
Kalin tidak memberikan perincian tentang berapa banyak orang yang diperkirakan hadir pada shalat Jumat pertama pertama di Hagia Sophia, tetapi dia mengatakan bahwa aturan jarak sosial akan diterapkan karena pandemi Covid-19.
Dia juga mengesampingkan penutupan mozaik untuk pengunjung. Dia mengatakan bahwa masjid akan “benar-benar ‘terbuka untuk semua orang, entah dia Muslim, Kristen, Budha dan siapa pun, akan dapat melihat mozaik seperti dulu.
“Ini juga akan terbuka untuk pengunjung reguler, siapa pun yang ingin pergi dan melihat mozaik itu,” tambah Kalin.
Kalın mengatakan Turki mengundang semua orang ke masjid, termasuk Paus yang merasa sedih Hagia Sophia kembali berstatus sebagai masjid.
BACA JUGA: Setelah Hagia Sophia, Erdogan Berencana Bebaskan Al Aqsha
Hagia Sophia pertama kali dibangun sebagai gereja pada periode Bizantium dan kemudian menjadi masjid setelah Sultan Ottoman Mehmed II menaklukkan Istanbul pada 1453.
Pada 1934, pemerintah Turki mengubah masjid ikonik itu menjadi museum.
Dindingnya ditutupi dengan kesenian Kristen termasuk mozaik bergambar Bunda Maria dan Bayi Yesus di aula utama.
Sebelumnya, lembaga keagamaan Turki mengatakan kehadiran lukisan-lukisan ini tidak akan menjadi penghalang dalam pelaksanaan ibadah shalat. []
SUMBER: ANADOLU