BAGHDAD – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan bahwa Uni Emirat Arab IUEA) akan membiayai proyek pembangunan kembali Masjid Agung al-Nuri di Mosul senilai USD 50,4 juta (senilai Rp700 milyar).
Rekonstruksi dan restorasi masjid serta menara al-Hadba akan dilakukan Uni Emirat Arab bekerjasama dengan badan budaya PBB, UNESCO; Kementerian Kebudayaan Irak dan Pusat Penelitian untuk Preservasi dan Restorasi Properti Budaya Internasional (ICCROM).
UNESCO mengatakan, proyek rekonstruksi itu akan memakan waktu setidaknya lima tahun dengan tahun pertama difokuskan untuk membersihkan puing-puing bangunan. Lokasi lain, termasuk taman yang bersejarah juga akan dibangun kembali dalam rencana yang termasuk membangun monumen peringatan dan museum.
Pemerintah Irak memperkirakan bahwa Mosul membutuhkan sekitar USD 2 miliar dana bantuan rekonstruksi yang akan digunakan untuk membuka kembali jalan-jalan dari puing dan membangun gedung dan rumah-rumah.
Masjid Agung al-Nuri diberi nama dari Nuruddin al Zanki, seorang bangsawan yang berjuang di awal Perang Salib dari wilayah kekuasaan yang meliputi wilayah di Turki, Suriah, dan Irak modern. Masjid itu dibangun pada 1172-73, tak lama sebelum kematiannya, dan menjadi tempat berdirinya sebuah sekolah Islam.
Pada saat sarjana abad pertengahan terkenal Ibnu Batutah berkunjungan ke Masjid al-Nuri dua abad kemudian, menara masjid itu telah miring. Kemiringan itu membuat menara tersebut mendapat julukan terkenalnya, “the Hunchback” atau “si Bongkok”.
Masjid bersejarah yang terkenal dengan menara miringnya itu dihancurkan oleh kelompok bersenjata ISIS tahun lalu (2017). []
SUMBER: REUTERS