SUATu ketika Nabi SAW sedang mengimami shalat jamaah, dan terselip satu ayat yang beliau tidak membacanya. Ubay yang berada di belakang Nabi SAW berbisik perlahan kepada Nabi SAW. Usai shalat, beliau bertanya “Siapakah yang tadi membetulkan bacaanku?”
Orang-orangpun menunjuk kepada Ubay bin Ka’ab. Nabi SAW tersenyum dan berkata, “Aku telah menduga, pasti Ubaylah orangnya…”
BACA JUGA: Jenazah Sahabat Tak Ditemukan karena Doanya
Ubay bin Ka’ab adalah seorang sahabat Anshar dari suku Khazraj, ia memeluk Islam pada masa awal yakni ketika terjadinya Ba’iatul Aqabah. Ia juga aktif berbagai pertempuran bersama Nabi SAW seperti Badar, Uhud, dan lain-lainnya, sebagaimana kebanyakan sahabat Anshar lainnya. Tetapi kekhususan Ubay bin Ka’ab di sisi Rasulullah SAW adalah tentang Al Qur’an.
Suatu ketika ada seorang lelaki yang bertanya kepada Nabi SAW tentang penyakit yang dialaminya, dan apa yang akan diterimanya karena penyakitnya tersebut. Nabi SAW bersabda, “Itu adalah penghapus dosa (kaffarah).”
Ubay yang saat itu hadir, seketika bertanya, “Walau sakit yang sedikit, wahai Rasulullah!”
“Ya,” Kata Nabi SAW, “Walau hanya tertusuk duri, atau yang lebih ringan dari itu.”
BACA JUGA: Kerinduan Sahabat Muhajirin terhadap Mekah
Suatu ketika Ubay bin Ka’ab merasakan demam, ia teringat akan sabda Nabi SAW tersebut, maka ia pun berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta, agar Engkau tidak menghilangkan demam panas ini dari tubuh Ubay bin Ka’ab, hingga aku bertemu denganMu. Tetapi janganlah demam ini menghalangi aku dari shalat, puasa, haji dan jihad di jalanMu.”
Maka sakit demamnya berkepanjangan, hingga tiada seorang yang memegangnya kecuali merasakan panas tubuhnya. Namun demikian ia tetap bisa beribadah dan berjuang tanpa kesulitan, hingga ajal menjemputnya. []