JAKARTA–Ketua GNPF Ulama Bachtiar Natsir menyatakan perpecahan yang selama ini terjadi, berakar pada 2 hal. Yaitu jauhnya umat dari Al Qur’an dan adanya pengelompokan-pengelompokan terhadap umat Islam.
Untuk kasus yang pertama, beliau menyindir masih banyak yang tidak sholat subuh berjama’ah dan mendahulukan membaca Whatsapp dibanding Al Qur’an.
Yang kedua adalah masih adanya gesekan dalan internal umat Islam dikarenakan beberapa perbedaan, seperti organisasi, madzhab, dll.
“Demi Allah, tidak pernah ada di hati saya bahwa NU, Anshor dan Banser melarang saya ceramah. Yang ada adalah karena saya yang jarang silaturahim kepada mereka,” tegasnya.
Berikutnya beliau mengajak agar umat Islam tidak membuka kembali luka sejarah. “Pernah ada luka sejarah di masa lalu. Masyumi pernah kecewa dengan NU, dan NU kecewa dengan Masyumi. Itu adalah ijtihad para pendahulu kita,” kata beliau.
“Kini kita umat Islam perlu membuat ijtihad baru, yaitu bersatunya semua kekuatan Islam baik yang tradisional maupun modernis di Indonesia. Hilangkan syak wasangka, lupakan luka sejarah. Kita menatap masa depan Islam yang baru di Indonesia”, lanjutnya.
Persatuan perlu terus diupayakan karena ada pihak-pihak yang ingin agar umat terus berseteru.
“Mereka, musuh agama dan negara, tidak peduli kamu ini bajunya putih atau hijau, tidak perduli kamu NU atau Muhammadiyah, mereka tidak perduli bangsa negara ini hancur. Yang mereka mau adalah kita umat berpecah belah, bawa lari kekayaan Indonesia yang luar biasa ini,” pungkasnya. []
Reporter: Tommy
Editor: Rifki