UDARA! Dia yang membuat tubuh hidup dan menjaga kelestariannya. Udara mengontrol tubuh dari dalam melalui udara yang dihirupnya, dan dari luar melalui angin sepoi-sepoi yang bersentuhan dengannya. Jadi, tubuh manusia mengkonsumsi udara secara lahir dan batin.
Di udara pula suara merambat. Udara membawa gelombang suara dan mengantarkannya ke tempat yang jauh dan dekat seperti tukang pos yang bertugas membawa berita dan surat. Udaralah yang membawa berbagai macam aroma, memindahkannya dari satu tempat ke tempat lainnya, sehingga manusia mencium bau dari arah datangnya angin. Begitu pula suara didengarnya. Dan, dia pula yang membawa panas dan dingin yang menjadi sebab maslahat hewan dan tanaman.
Perhatikan pula manfaat angin, dan benda-benda yang ditiupnya di darat maupun laut, serta rahmat atau azab yang dibawanya!
Lihatlah berapa banyaknya angin yang ditundukkan untuk awan sampai bisa menurunkan hujan. Pertama, ada al-mutsiirah, angin yang menggelorakan awan antara langit dan bumi. Lalu angin al-haamilah yang membawanya seperti unta membawa tempat bekal berisi air. Lalu ada pula angin al-mu’allifah yang mempersatukan bagian-bagian awan yang berserakan sehingga jadi satu gumpalan. Kemudian ada angin al-laaqihah, seperti pejantan yang membuahi betina dengan sperma; kalau bukan karena angin ini tentu awan itu tidak berair.
Lalu ada angin al-muzjiyah yang mengedarkan dan menggiringnya ke arah yang diperintahkan kepadanya, lalu awan itu menuangkan airnya di sana. Pada saat turun itu ada angin al-mufarriqah yang mencerai-beraikannya di angkasa sehingga tidak turun secara terkumpul. Kalau turun secara terkumpul, tentu hujan akan menghancurkan tempat-tempat pemukiman, hewan, dan tetumbuhan. Jadi, angin ini membuatnya berpencar dan jadi tetesan-tetesan.
Demikian pula ada angin yang membuahi pohon dan tanaman. Kalau bukan karena angin ini, tentu tanaman itu mandul, tidak berbuah. Juga ada angin yang memperjalankan kapal-kapal. Kalau tidak ada angin, kapal-kapal itu diam tak bergerak di permukaan laut.
Di antara manfaat angin lagi adalah mendinginkan air, mengobarkan api, dan mengeringkan barang-barang yang perlu dikeringkan.
Secara global, kehidupan makhluk di permukaan bumi, baik hewan maupun tanaman, tergantung kepada angin. Sekiranya Allah SWT tidak menundukkan angin, tentu tanaman akan layu, hewan mati, bahan-bahan makanan busuk, dan seluruh dunia akan rusak. Anda perhatikan, bila angin tidak bertiup, tentu akan terjadi kerisauan dan bencana yang kalau terus demikian bisa sampai mencabut nyawa, membunuh hewan, membuat orang sehat sakit, merusak buah-buahan, membusukkan hasil ladang, atau menyebarkan wabah penyakit di udara. Maha Suci Allah yang telah menjadikan angin datang membawa kasih, rahmat, dan karunia-Nya. Nabi saw. pernah bersabda tentang angin, “la adalah bagian kasih Allah SWT, datang dengan membawa rahmat,” (HR Ibnu Majah)
Perhatikanlah suara yang merambat di udara ini! Suara adalah efek yang timbul dari benturan benda-benda. la bukan benturan itu sendiri seperti pendapat sebagian orang. Akan tetapi, ia adalah akibat dari benturan; akibat dari dipukulkannya suatu benda ke benda lain. Jadi, sebabnya adalah pukulan tersebut, sehingga menimbulkan suara lalu dibawa udara dan dikirimkannya ke telinga manusia.
Suara berjasa banyak bagi manusia dalam interaksi sesama mereka pada malam hari dan siang. Dan dari aktivitas mereka timbul suara-suara yang keras. Seandainya efek suara ini tetap ada di udara seperti tulisan yang tetap ada di kertas, tentu dunia akan penuh dengan suara dan mudaratnya besar. Dan pasti manusia perlu menghapusnya dari udara, padahal itu sangat berat karena omongan yang terucap di udara jauh berlipat ganda banyaknya daripada yang termaktub di kertas. Karenanya, Tuhan Yang Maha Perkasa dan Bijaksana menjadikan udara ini sebagai kertas yang samar. Yakni, membawa ucapan seperlunya lalu terhapus dengan izin Tuhan, sehingga udara kembali bersih. []
Referensi: Kunci Kebahagiaan/Ibnu Qayyim/Akbar Eka Sarana/2004