“Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami, lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah, dan dikatakan (kepada keduanya): “Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam).” (Qs At-Tahrim [66]:10)
BETAPA rendahnya sikap Istri Nabi Nuh. Dia mengatakan kepada semua orang jika suaminya gila dan sering mengatakan bahwa patung yang mereka sembah tidak mampu memberikan keburukan ataupun kebaikan.
BACA JUGA: Hadits yang Menyebutkan Nabi Nuh Alaihi Salam adalah Rasul Pertama
Bahkan jika seseorang dari Kaum Nabi Nuh ada yang ingin beriman dan mengikuti seruannya, Wahilah akan segera mendatangi para penguasa dan orang-orang yang berbuat jahat. Dengan tujuan agar para penguasa tersebut menyiksa orang yang baru beriman. Dengan begitu orang-orang yang mengikuti Nabi Nuh akan keluar dari ajarannya.
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).” (Qs. Al-al-A’raf [7]:59)
Namun meski begitu rasa takut Nabi Nuh tumbuh di dalam hatinya dengan penuh kelembutan dan berwujudkan kasih sayang beliau kepada kaumnya. Atas segala tuduhan buruk tentang dirinya, Allah pun berfirman:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Qs. Al- A’raf [7]: 61-63)
BACA JUGA: Dua Pesan Iblis kepada Nabi Nuh as
Suatu kelebihannya ialah tak marah akan cacian orang-orang terhadapnya. Namun berbeda halnya jika ada hukum dan ketetapan Allah yang dirusak, beliau tentu geram. Dengan demikian datanglah masa dimana Allah menurunkan azab bagi kaum tersebut. Namun sebelumnya Nabi Nuh diperintahkan membuat perahu yang besar agar mampu menyelamatkan kaumnya yang beriman.
“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung…” (Qs Al-Hud [11] :42) []
Sumber: Judul Wanita-wanita Hebat Pengukir Sejarah: Kisah Memikat Di Balik Geliat Dakwah Para Nabi/ Penerbit Almahira, 2009/ Penulis: Ibrahim Mahmud Abdul Radi