UJIAN pada hakikatnya tidak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia. Sebab, hidup adalah tentang ujian itu sendiri. Bagi orang-orang yang beriman, ujian adalah bentuk kasih sayang dan kecintaan Allah padanya. Allah tak ingin hamba-Nya menjauh.
Maka dari itu, tak jarang Allah hadirkan ujian yang bertubi-tubi, karena Allah tahu dengan ujianlah manusia akan semakin mendekat pada-Nya.
Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak,” (HR. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani).
Juga dari hadits Anas bin Malik, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah.
Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka,” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani).
Tugas kita di dunia ini hanya ridha dengan apa yang sudah Allah takdirkan. Sambil terus berdoa dan berikhtiar. Sebab, tak ada satu langkahpun takdir hidup manusia yang Allah tujukan untuk keburukannya. Segala takdir yang Allah berikan pada manusia adalah baik.
Hanya karena kelemahan manusia saja yang tidak pernah tahu hikmah di balik setiap takdir yang Allah tetapkan.[]