SAUDARAKU,
Ali bin Abi Thalib RA pernah berpesan, “Keburukan yang membuat Anda merasa gundah-gulana masih lebih baik di sisi Allah SWT daripada kebaikan yang membuat diri Anda bersikap ujub (membanggakan diri).”
Ada dua poin penting dalam untaian hikmah sepupu dan menantu Rasulullah SAW itu. Pertama, perbuatan tercela namun membuat pelakunya ingin bertobat. Kedua, perbuatan terpuji namun membuat pelakunya congkak. Menurut beliau RA yang pertama lebih baik daripada yang kedua.
Saudaraku,
Sikap ujub adalah peyakit jiwa dan hati yang biasa menjangkiti orang yang diberi kelebihan oleh Allah SWT. Akan tetapi semua orang ternyata bisa menderita penyakit ini. Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Tiga perkara yang bisa membuatmu hancur adalah: sikap kikir, mengikuti hawa nafsu dan sikap membanggakan diri (ujub).” (HR. At-Thabrani).
Sebanyak apapun kebaikan yang kita lakukan apabila dilakukan dengan ujub maka tidak ada nilainya disis Allah SWT. Semua kelebihan itu adalah ujian baginya. Apabila manusia merendahkan hati, maka dia akan dipadang tinggi derajatnya oleh Allah SWT, begitu juga manusia. Akan tetapi jika dihatinya terdapat sikap ujub, maka dirinya akan dipandang rendah oleh manusia terutama oleh Allah SWT.
Saudaraku,
Ujub adalah sikap kagum dan membanggakan diri. Sikap ini akan membawa pelakunya kepada riya dan syirik.
Sikap ujub ini bisa dihindari dengan berbagi kebahagiaan dengan sesame, menghargai orang lain, dan tidak membeda-bedakan derajat orang lain, serta senantiasa bersifat tawadhu. Itu semua merupakan perwujudan syukur kita terhadap Allah SWT atas apa yang dia berikan. []
Sumber: 99 Nasihat penyelamat hidup/Abu Jamal Ba’adilah/Khatulistiwa