JAKARTA—Syeikh Syarif Adnan Al-Sawwaf yang juga rektor Universitas Negeri Syam dalam lawatannya ke kantor pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Jumat (9/3/2018), mengapresiasi keberadaan MUI dalam menyatukan umat Islam Indonesia, di saat banyak muslim di negara lain yang terpecah belah dan mudah diadu domba.
Al-Sawwaf yang berada di Indonesia dalam rangka menghadiri Silaturahmi Nasional Al Syami Indonesia ke-6 yang digelar Ikatan Alumni Al-Syami (Asyami), bercerita bahwa di negaranya juga ada lembaga sejenis, bernama Ittihad Ulama Bilad al-Syam.
“Sayang, pembentukannya agak terlambat, karena sudah menjelang krisis,” tuturnya.
Menurut Al-Sawwaf, problem umat Islam dunia saat ini adalah adu domba antar ormas, sekte, dan pembenturan antara umat Islam dengan pemerintahannya, dengan propaganda pemerintah yang tidak syar’i ataupun toghut atau tidak sesuai dengan ajaran agama.
“Padahal di negara tersebut mereka terang menikmati kebebasan beribadah dan presidennya muslim. Bukankah Nabi pernah hidup di Mekah di bawah pemerintahan kafir, dan beliau menjadi warga yang taat,” tutur Al-Sawwaf.
Dalam lawatan tersebut, pihak MUI menyampaikan rencananya untuk mengundang Syeikh al-Sawwaf pada konferensi internasional yang akan dihadiri presiden dan 50 ulama dunia, tentang Islam moderat, pada bulan Mei di Bogor, untuk bercerita tentang kondisi di Suriah yang sebenarnya.
Mendengar tawaran tersebut Syeikh al-Sawwaf balik mengundang MUI untuk datang ke Suriah, “Anda harus melihat Suriah secara langsung, sebelum menyelenggarakan acara yang akan membahas Suriah”, katanya.
Pertemuan berlangsung selama satu jam, dan diakhiri dengan saling bertukar hadiah. MUI memberikan cendramata untuk Al-Sawwaf, sedangkan Syeikh al-Sawwaf memberikan Jubah Khas Suriah.
M. Najih Arromadloni, Sekretaris Jenderal Asyami menyatakan sedianya Syeikh Al-Sawwaf juga ingin berkunjung ke Nadhlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, namun karena waktunya tidak mencukupi rencana tersebut tak terlaksana. []
SUMBER: CNN