SIFAT rahmah (kasih sayang) mengajarkan Umar bin Khattab bagaimana cara taat dalam beragama. Karena itu Umar mengasihi setiap makhluk, hingga binatang yang tidak mengenal belas kasihan sekalipun dia mengasihinya.
Al Musayyab bin Darim meriwayatkan, bahwasannya dia pernah melihat Umar bin Khattab memukul seseorang dan membentaknya. Karena orang itu membebani unta di luar kemampuannya. Dan aku melihat Umar mengobati luka unta itu dengan tangannya sendiri, seraya berkata,
BACA JUGA: Saat Umar bin Khattab Masuk Islam
“Sesungguhnya aku takut, kelak di akhirat akan ditanyakan kepadaku tentang penderitaanmu.”
Dari perkataan Umar bin Khattab terkias ucapan yang bermakna, “Jikalaupun ada seekor domba yang mati di tepi Sungai Eufrat, aku sungguh khawatir jika nanti Allah akan menghitungnya sebagai kesalahan Umar.”
Tidak tumbuh dari hati seorang Amir yang ditetapkan terhadap tanggung jawab, kecuali ditimbulkan oleh rasa kasih sayang luar biasa yang ada dalam hati.
Hingga suatu ketika, Umar bin Khattab melihat seorang kakek-kakek tua buta sedang meminta-minta di sebuah pintu.
Ketika dia tahu itu orang Yahudi, dia berkata kepadanya, “Apa yang membuatmu menjadi seperti ini?”
“Aku meminta-minta karena harus membayar jizyah (pajak bagi orang kafir), kebutuhan sehari-hari, dan karena umurku sudah tua.”
BACA JUGA: Keadilan di Masa Umar bin Khattab
Mendengar itu, Umar bin Khattab meraih tangannya dan membawa pulang kerumahnya. Setelah sampai di rumah, dia memberi apa yang bisa mencukupi sisi hidupnya. Kemudian mengirimnya kepada kas Baitul Mall.
Umar bin Khattab pun berkata, “Lihat orang ini dan orang-orang seperti dia, Demi Allah! Kita tidak berlaku adil jika dimasa mudanya kita memanfaatkan dia dan setelah dia tua renta kita menelantarkannya. Sesungguhnya sedekah itu diperuntukkan bagi orang-orang fakir dan miskin. Mereka yang fakir adalah yang berasal dari Kaum Muslimin, dan orang ini di antara orang miskin yang berasal dari Ahli Kitab…” setelah itu Umar membebaskan Jizyah dan pajak dari orang itu. []
Sumber: Kejeniusan Umar/ Penulis: Abbas Mahmud AL Akkad/ Penerbit: Pustaka Azzam, 2002