“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maaidah: 2)
SALAH satu pilar kesuksesan dalam segala urusan termasuk dalam kehidupan keluarga adalah tolong menolong. Kesuksesan pengusaha adalah hasil kerjasama antar pihak terkait, baik dari jajaran direksi, marketing, bagian produksi, teknisi dan lain-lain.
Termasuk bagian yang tak kalah penting namun terkadang sering dianggap remeh yaitu bagian Security dan Office Boy.
BACA JUGA: Mencintai Saudara Sesama Muslim karena Allah
Begitu juga kesuksesan dalam rumah tangga hanya akan terjadi jika kerja sama antara istri dan suami terjalin dengan baik.
Hanya orang yang picik, egois dan sombong yang menganggap keberhasilan dirinya adalah hasil tangannya sendiri tanpa ada campur tangan orang lain.
Salah satu contoh yang terekam dalam Al-Qur’an adalah Karun, yang mengklaim bahwa kekayaannya diperoleh semata-mata karena ilmunya (QS. Al-Qashash :78). Akibatnya kebinasaan dan azab Allah ditimpakan kepadanya.
Tolong menolong adalah Sunnah Kauniyah dan Faridhah Syar’iyah (sunnatullah terkait dengan alam semesta). Allah menciptakan beragam makhluknya dan juga berbeda-beda.
Kerjasama yang terjalin antar makhluk itulah kehidupan dapat terjalin secara sinergi dan serasi. Kerjasama antara pasir, semen, batu, besi dan unsur bangunan lainnya, maka tercipta bangunan yang kokoh dan megah.
Karenanya jika tidak mengakui peran pihak lain dalam menghantarkan kita ke puncak sukses artinya kita bertentangan dengan sunnatullah di muka bumi ini.
Jika fenomena keberagaman ciptaan Allah SWT sebagai bagian dari sunnah kauniyah tentang keharusan kerja sama, maka ayat diatas mempertegas bahwa tolong menolong dan kerja sama merupakan “Faridhah Syar’iyah” (kewajiban Syariat) dan Amrun Ilahi (Perintah Allah).
Tidak semua tolong menolong atau kerja sama diperintah oleh Islam. Melainkan hanya tolong menolong dalam kebaikan dan takwa.
Ibnu Katsir mengatakan bahwa firman Allah tersebut memerintahkan kepada manusia agar tolong menolong dalam kebaikan. Dan itulah yang disebut “Birr”. Dan tolong menolonglah untuk saling meninggalkan berbagai kemunkaran, yang tersebut dinamakan ‘Takwa’.
BACA JUGA: Perkataan Terlarang bagi Seorang Muslim
Kebaikan disini bukan dinilai dengan hawa nafsu dan menurut selera banyak orang. Tapi meliputi semua kebaikan yang diperintahkan oleh syariat.
Sementara dosa dan maksiat adalah semua yang dilarang oleh syariat, atau sesuatu yang mengganjal dan tidak senang jika terlihat atau diketahui oleh orang lain.
Karena itulah seorang mukmin wajib menolong sesama, baik ia suka maupun suka selama masih dalam koridor Islam.
Rasulullah SAW bersabda, “Tolonglah saudaramu baik dalam keadaan zhalim atau dalam keadaan mazhlum (dizhalimi)” kemudian Rasulullah ditanya, “Ya Rasulullah, aku menolong yang dizhalimi itu hal yang biasa. Tapi bagaimana caranya menolong saudaraku yang dalam keadaan zhalim?” Beliau menjawab, “Engkau melarang dan mencegahnya agar tidak berbuat zhalim, maka inilah cara menolongnya,” (HR. Bukhari). []