NABI Muhammad SAW merupakan nabi terakhir di muka bumi ini. Tak ada lagi orang lain selain beliau, tapi yang mengaku cukup banyak. Tentu, bagi kita umat muslim yang yakin bahwa Rasulullah nabi terakhir, kita tidak akan percaya dengan orang-orang yang hanya mengaku sebagai nabi.
Sebagai nabi terakhir, tentu umat yang hidup di masanya hingga sekarang ini merupakan umat terakhir di akhir zaman. Itulah kita, manusia akhir zaman. Selain Rasulullah, sebagai nabi yang dimuliakan oleh Allah, ternyata umatnya pun dimuliakan oleh-Nya.
Kabul Ahbar menyatakan bahwa Allah memuliakan umat Muhammad ini dengan tiga hal sebagaimana yang telah diberikan kepada nabi-nabi sebelumnya. Yang pertama bahwasanya Allah menjadikan setiap nabi merupakan saksi bagi umatnya dan menjadikan umat Muhammad ini merupakan saksi bagi semua manusia.
Allah berfirman kepada rasul-rasul sebelumnya, “Wahai pada Rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan,” (QS. Al-Mu’minun: 51). Dan Allah berfirman kepada umat Muhammad, “Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu,” (QS. Al-Baqarah: 172).
Allah berfirman, “Setiap nabi itu mempunyai doa yang mustajab,” akan tetapi Allah berfirman bagi umat Muhammad, “Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku akan perkenankan bagimu,” (QS. Al-Mu’minun: 60).
Diriwayatkan pula bahwasanya Allah memuliakan umat Muhammad ini dengan lima hal, yaitu:
1. Allah menjadikan umat Muhammad dalam keadaan lemah, supaya mereka tidak sombong.
2. Allah menjadikan umat Muhammad dalam keadaan kecil-kecil, supaya biaya makan, minum dan pakaian lebih ringan.
3. Allah menjadikan umat Muhammad berusia pendek, supaya dosa-dosanya lebih sedikit.
4. Allah menjadikan umat Muhammad banyak yang miskin, supaya nanti hisabnya di akhirat lebih cepat.
5. Allah menjadikan umat Muhammad berada pada masa yang terakhir, supaya tidak lama tinggal di dalam kubur.
Subhanallah, itulah keistimewaan yang diberikan oleh Allah kepada kita sebagai umat Muhammad SAW. Umat yang ditakdirkan sebagai umat terakhir di akhir zaman. Masihkah kita mengingkari nikmat yang telah Allah berikan ini? []
Sumber: Terjemah Tanbihul Ghafilin Peringatan bagi Orang-orang yang Lupa 2/Karya: Abu Laits as Samarqandi/Penerbit: PT Karya Toha Putra Semarang