SHANGHAI–Asyiknya merayakan Ramadan di negeri orang adalah berpuasa dengan sesama Muslim dari negara lain. Kesenangan itu dirasakan betul oleh Wino Yourman Eusy, mahasiswa kelahiran Batam, Indonesia, yang sedang menempuh program pascasarjana di Renmin University of China.
Di Shanghai, China, Wino mengaku senang bisa shalat dan berpuasa dengan sesama Muslim dari negara lain. Apalagi, ini merupakan kali keempat dirinya berpuasa dengan orang-orang dari berbagai negara. Semua terasa begitu wajar. Salah satunya ketika menjalani ibadah puasa dengan teman-teman dari Pakistan.
“Rutinitas rata-rata sama, kalau sahur on the road enggak ada. Di sini paling asyik bisa ke masjid ramai-ramai dengan teman dari negara lain,” ucapnya.
Sayangnya, di China memang tak ada suara adzan berkumandang. Semua pengeras suara masjid diarahkan ke dalam. Namun, kondisi seperti inilah yang menurutnya bisa merekatkan umat Islam di luar negeri.
Untuk saling mengingatkan, Wino dan kawan-kawan pun membuat grup chat khusus Ramadan via sosial media. Di situ mereka bisa janjian shalat dan sebagainya.
“Secara pribadi, kami jadi merasa tertantang. Jadinya lebih tawadu kepada Allah swt. Intinya, istiqomah yang kuat saja,” sarannya.
Meski sama-sama menganut ajaran Nabi Muhammad saw, pemuda kelahiran 1994 itu cukup takjub karena cara beribadahnya berbeda. Perbedaan paling mencolok terjadi ketika menjalankan salat tarawih, kemudian juga menu sahur dan berbuka puasanya.
“Saya terbiasa dengan taddarusan (pengajian berjamaah) malam di masjid, tetapi kalau di sini tidak memungkinkan karena masjid jauh dan universitas tutup pukul 00.00,” ungkapnya. []
Sumber: Okezone