SUATU hari, Nabi Musa melihat seorang lelaki dari umatnya tengah merintih dan berdoa.
Ia terlihat begitu khusyuk dan mengiba kepada Allah Yang Maha Kuasa agar mengabulkan doanya. Melihat lelaki tersebut, Nabi Musa merasa iba hingga berkata:
“Wahai Tuhanku andai saja Aku berkuasa memenuhi permintaanya. Tentu akan kukabulkan,” gumam Nabi Musa.
Tak selang berapa lama, kemudian Allah SWT mewahyukan sebuah kabar yang mengejutkan. Wahyu tersebut berkata:
BACA JUGA: Nabi Musa dan Kantong Berisi 1000 Dinar
“Wahai Musa, sesungguhnya ia memiliki seekor kambing. Dan Sungguh, (ketika berdoa) hatinya terpaku terhadap kambingnya. Dan Aku (Allah) tidak akan mengabulkan doa seorang hamba yang meminta kepadaku, sedang hatinya terpaku pada selain diri-Ku.”
Betapa Allah Maha Mengetahui Segala sesuatu. Ya, lelaki yang dipandang Nabi Musa telah berdoa dengan setulus hati dan sepenuh jiwa.
Ternyata di mata Allah SWT ia tak ada apa-apanya. Karena memang dalam hatinya, terpaut akan perkara dunia berupa kambing yang ia miliki. Maka, atas dasar itulah doanya tak dikabulkan oleh Allah SWT.
Kemudian setelah menerima wahyu tersebut, Nabi Musa segera mengabarkannya kepada lelaki tersebut. Maka bergegaslah lelaki itu untuk kemudian melupakan seluruh perkara duniawi dan kemudian berdoa kepada Allah dengan sepenuh jiwa. Hingga akhirnya Allah pun mengabulkan doa hamba tersebut.
BACA JUGA: Doa Menakjubkan Nabi Musa
Lewat kisah tersebut, betapa berharga pelajaran yang kita dapat. Kesungguhan berdoa baik dari segi lahir maupun batin sagat penting sebagai modal utama demi tercapainya doa.
Allah SWT tidak akan mengabulkan doa seorang hamba sedang hatinya terpaku kepada selainNya. Wallahualam. []
SUMBER: NU.OR.ID
SEKILAS NABI MUSA
Keluarga Israel memutuskan untuk tinggal di Mesir. Mereka hidup bahagia di sana. Keluarga itu terus tumbuh.
Ada banyak orang terkait dengan Israel dan mereka dikenal sebagai Bani Israel.
Untuk beberapa alasan Orang Mesir tidak seperti Bani Israel.
Ketika Firaun menjadi penguasa Mesir, Bani Israel menjadi budak pemerintah. Mereka dipaksa untuk melakukan banyak pekerjaan yang tidak menyenangkan dan diperlakukan sangat buruk.
Suatu malam Firaun bermimpi. Penasihat besarnya, Haman, mengatakan kepadanya tentang arti mimpi tersebut. Seorang anak laki-laki dari Bani Israel akan lahir dan dia akan tumbuh dan menyebabkan kematian Firaun.
Hal ini membuat Firaun sangat marah dan dia membuat rencana yang mengerikan.
Semua anak laki-laki yang lahir dari Bani Israel harus dibunuh saat lahir. Firaun berpikir, dengan melakukan hal tersebut, mimpinya tak mungkin menjadi kenyataan.
BACA JUGA: Nabi Musa dan Seorang Lelaki Shaleh yang Sedang Sibuk Beribadah di Sebuah Gua
Imran dan istrinya punya dua anak-anak, seorang gadis bernama Maryam dan seorang anak laki-laki bernama Iram. Segera setelah Firaun mengumumkan keputusannya itu, istri Imran mengetahuinya sementara saat itu dia tengah mengandung.
Keluarga ini jelas khawatir jika bayinya anak laki-laki, maka akan dibunuh oleh Firaun.
Istri Imrah tidak memberi tahu siapa pun bahwa dia sedang hamil. Dia terus tinggal di rumah dan merahasiakannya sampai bayi tersebut lahir.
Qadarullah, bayi itu adalah anak laki-laki.
Istri Imran sangat mencintai bayinya tapi menyadari bahwa jika dia mempertahankannya, si bayi bisa terbunuh.
Dia menempatkan bayinya di sebuah kotak khusus dan Maryam pergi bersamanya ke sungai Nil.
Mereka dengan hati-hati memasukkan kotak itu ke sungai dan berdoa agar bayi merka berlayar ke tempat yang aman.
Allah mengawasi si bayi.
Apa daya, kotak itu berlayar ke taman milik Firaun. Beberapa pelayan ada di sana dan melihat kotak itu tersangkut di semak-semak. Mereka menariknya keluar dan terkejut menemukan seorang bayi tampan di dalamnya.
Mereka membawanya ke istri Firaun, Asyiah, yang menatapnya dan—langsung tahu bahwa bayi ini keturunan Bani Israel.
Firaun jelas sangat ingin membunuh bayi tersebut, tapi istrinya terus menangis dan menangis dan menyatakan bahwa dia bisa menjaganya dan bahkan mengadopsinya.
Bayi itu lapar dan terus menangis. Ia tak mau minum susu atau apapun.
BACA JUGA: Kisah Nabi Musa dan Jodoh Tidak Terduga
Maryam mendengar hal tersebut dan dia memberitahukan bahwa dia mengenal seseorang yang mungkin bisa membantu.
Dia pergi ke ibunya dan memberitahunya apa yang telah terjadi. Mereka pergi ke istana dan kapan bayi Musa pun mau disusui oleh istri Imran.
Dengan pertolongan Allah bayi Musa dan ibunya dipertemukan kembali. []