SI empat belas tahun tiba-tiba bertanya, “Umi, kalau nanti Aa udah besar, boleh nggak merokok?”
Deg, saya kaget dia nanya begitu. Saya harus mikir beberapa lama untuk bisa menjawab pertanyaan itu dengan benar. Sebab takut salah.
Inginnya sih, spontan saja, langsung damprat. Nggak boleh titik tanpa koma, harga mati tidak ada tawar menawar lagi. Tapi, di sekolah kami biasanya guru tidak begitu mendidik anak-anak.
BACA JUGA:Â Ah Nggak Merangkak Juga Bisa Jalan, Kok!
Akhirnya saya katakan, “Aa coba cari tau dulu, apa manfaat meroko untuk diri sendiri dan orang lain?”
Dia diam sejenak lalu menjawab, “Kalau merokok nggak boleh, berarti ngevave boleh ya?”
Saya tarik nafas sejenak, butuh tenang, “Kalau Umi sih tetap dengan prinsip semula Aa. Apapun yang akan Aa lakukan, cari dulu informasi sebanyak-banyaknya apa manfaatnya untuk hidup kita dan untuk hidup masyarakat banyak. Sayang sekali jika kita melakukan sesuatu hanya ikut trend, atau ikut kata orang tanpa kita tau apa tujuan dan kemanfaatannya.”
“Alloh itu pasti memiliki tujuan menciptakan manusia ke muka bumi, maka apapun yang akan kita lakukan jangan sampai bertolak belakang dengan itu, gimana A, ngerti?” tanya saya.
“Iya, mi,” jawabnya.
Kalau saya bilang langsung, nggak boleh A itu dilarang, dia akan terus tanya kenapa? Kalau saya bilang pokoknya Umi bilang nggak boleh ya nggak titik. Maka bisa jadi dihadapan saya dia tidak melakukan, tapi dibelakang saya dia lakukan.
Pun ketika dia tanya, “Boleh nggak aa jadi gamer? Youtuber? Editor video?”, Saya selalu jawab dengan bertanya ulang, atau mengajak dia mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang manfaat dan tidaknya apa yang ada di pikiran dia.
BACA JUGA:Â Neng pun Terus Berusaha
Ketika dia bilang mau jadi gamer saya tidak bilang jangan, tapi “Aa sebetulnya ada loh orang yang lebih keren dari gamer itu. Dia adalah pembuat game nya, pencetus game itu, dia lebih keren, dia kreatif”. Atau “Coba kita cari dulu Aa, bagaimana hukumnya mendapat uang dari game itu? Seberapa banyak persentase gamer yang sukses dibanding dengan yang bangkrut (bangkrut disini bisa bangkrut uang, ilmu maupun waktu)”.
Sekarang dia bilang, “Mi, aku mau jadi Dosen aja kayak Abi.”
Saya jawab, “Apapun cita-cita Aa semoga menjadikan Aa sebaik-baiknya manusia, semoga Alloh mengabulkan, Aamiin Ya Rabbala’lamiin.” []