Setelah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia, sejumlah kabilah Arab murtad.
Demi menumpas kemurtadan, Abu Bakar kemudian mengirim sejumlah pasukan untuk menumpas orang-orang murtad dan mengembalikan mereka ke pangkuan agama Allah.
BACA JUGA: Cara Abu Thalhah Lindungi Rasulullah di Perang Uhud
Ummu Umarah tidak mau ketinggalan, ia segera meminta izin kepada Abu Bakar untuk ikut bersama pasukan menuju Yamamah untuk meneruskan perjalanan jihad dan menuntut balas kematian anaknya, Hubaib, terhadap Musailamah Al-Kadzdzab.
Di medan perang, Ummu Umarah melaju membelah barisan-barisan pasukan untuk memerangi musuh-musuh Allah, saat itu usianya sudah lebih dari 60 tahun dan terus menebaskan pedang ke pasukan murtad. Allah pun membahagiakannya dengan terbunuhnya Musailamah dalam perang Yamamah. Tatkala Ummu Umarah melihat Musailamah terkapar, ia pun sujud syukur kepada Allah, melupakan semua luka di sekujur tubuhnya. Dalam peperangan ini, Ummu Umarah mendapatkan sebelas luka dan tangannya terpotong.
BACA JUGA: Besarnya Sumbangan Utsman untuk Tentara Perang Tabuk
Mujahidah yang menorehkan kata-kata cahaya di kening sejarah ini kemudian pulang. Setelah tiba di Madinah, Abu Bakar menemuinya, menanyakan dan memastikan kondisinya. Sebab, ia menempati kedudukan tinggi di hati para shahabat Nabi. Dan ia tetap seperti itu hingga saat-saat terakhir usia.
Sumber: Biografi 35 Shahabiyah Nabi/ penulis: Syaikh Mahmud al-Mishri/ penerbit: Ummul Qura/ Agustus 2016