JAKARTA— Senin (10/9/2018), salah satu pendiri Alibaba, Jack Ma, mengumumkan akan pensiun dan meninggalkan raksasa e-commerce tersebut untuk memusatkan perhatian pada kegiatan filantropis dan pendidikan.
Ma mengatakan dia berencana mundur dari perusahaan dan mengisyaratkan bahwa masa pensiunnya merupakan “awal dari satu era,” bukan akhir.
BACA JUGA: China Kritik AS soal Penolakan Akuisisi Money Gram
Sebelum mendirikan Alibaba pada 1999 dan membangun perusahaan itu menjadi raksasa internet bernilai miliaran dolar, Ma berprofesi sebagai guru bahasa Inggris.
Kekayaan pribadi Jack Ma meningkat seiring dengan peningkatan nilai perusahaan yang mencapai US$420,8 miliar berdasarkan harga sahamnya saat bursa ditutup pada Jumat (7/9/2018).
Jack Ma dinobatkan menjadi orang terkaya di China setelah IPO Alibaba mencapai rekor US$25 miliar pada September lalu.
Namun Ma mengungkapkan bahwa masa-masa menjadi guru di Univeristas di kota asalnya Hangzhou, adalah periode kehidupan terbaik yang pernah dialaminya.
Dia mengatakan bahwa ketika tak punya banyak uang, dia tahu cara memakainya, namun ketika menjadi seorang miliuner, dia memiliki tanggung jawab yang sangat banyak.
“Jika memiliki (uang) kurang dari US$1 juta (Rp13,4 miliar), Anda tahu bagaimana cara menghabiskannya. Ketika punya) US$1 miliar, itu bukan uang Anda. Uang yang saya punya sekarang adalah tanggung jawab saya. Itu adalah kepercayaan orang pada saya,” kata Ma.
Ma menambahkan bahwa dia merasa harus menggunakan uangnya ‘atas nama masyarakat.’
“Saya akan menggunakannya dengan cara kami (masyarakat). Ini adalah kepercayaan.”
BACA JUGA:
Ma juga pernah bicara soal hambatan dan kesulitan jadi miliuner di panel Clinton Global Initiative di New York.
Ma mengatakan bahwa orang yang punya uang US$1 juta (13 miliar) adalah orang yang beruntung, namun ketika punya uang US$10 miliar, “Anda akan terjebak dalam masalah.“
“Namun sejujurnya, saya pikir ketika orang berpikir terlalu tinggi tentang Anda maka Anda punya tanggung jawab untuk tenang dan menjadi diri sendiri,” kata Ma. []
SUMBER: NEW YORK TIMES | CNN