Cindy Permata Sari
Mahasiswa STEI SEBI
cindyps686@gmail.com
KEHIDUPAN di dunia ini tak abadi, tak lama ajal akan datang menjemput. Dunia hanyalah tempat ujian dan kefanaan. Sudah sepatutnya sebagai seorang muslim yang beriman akan masuk surga atau neraka, dan sudah sepatutnya mempersiapkan bekal sebaik mungkin untuk memperberat timbangan amal kebajikan, demi meraih kebahagiaan hakiki.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT telah diberikan kesempatan hidup di dunia ini hanya sekali saja dengan tujuan beribadah kepadanya sebagaimana firmanNya: “Dan Aku tidak menciptakan manusia melainkan supaya beribadah kepada-ku.” (QS Al-Dzariyat : 56)
Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah kepadaNya, mengerjakan amal shaleh dan berbagai kebaikan lainnya sebagai bekal untuk kehidupan kekal di akhirat kelak. Dengan kesempatan hidup sekali dan usia manusia yang sangat singkat, tentunya waktu untuk melakukkan amal shaleh juga terbatas. Allah SWT mengistimewakan amal-amal shaleh yang dapat mendatangkan pahala jariyah yaitu amal atau perbuatan baik yang mendatangkan pahala bagi yang melakukannya, meskipun ia telah meninggal dunia dan berada di alam kubur.
BACA JUGA: Inspirasi Sumur Wakaf Ustman bin Affan
Pahala amal perbuatan tersebut terus mengalir kepadanya selama orang yang hidup memanfaatkan hasil amal perbuatuannya ketika di dunia. Di sinilah keistimewaan amal jariyah dari amal-amal yang laina yang hanya diberi balasan sekali dalam satu perbuatan.
Di dunia ini hanyakah tempat untuk menanam modal untuk persiapan kehidupan kita kelak di akhirat. Apa yang kita tanam saat di dunia itulah yang akan kita petik kelak di akhirat.
Jika berbicara tentang waktu, umur manusia saat ini sangat pendek, hanya 60-70 tahun. Allah memberikan kepada beberapa manusia umur yang lebih panjang, ada yang 100 tahun misalnya, namun nikmat yang dirasakannya sudah banyak berkurang. Mata yang rabun, pendengaran yang berkurang, kaki yang gemetaran, ingatan yang berkurang dan banyak nikmat lain yang hilang.
Nabi Muhammad SAW mengajarkan walaupun umur manusia saat ini pendek namun kesempatan berbuat baik bisa diperpanjang melebihi usia manusia sendiri. Dengan amal jariyah pahala dari amal saleh akan terus mengalir, bahkan hingga di alam kubur.
Investasi Pahala dengan Membangun Masjid
Di antara sebaik-baik perbekalan tersebut adalah dengan membangun masjid. Masjid yang menjadi pusat syiar Islam dan iman, tempat untuik mengagungkan nama Allah SWT, kebersamaan yang terpancar dari shalat berjamaah, madrasah bagi kaum muslimin dan majlis-majlis yang ada di dalamnya.
BACA JUGA: Sandal Wakaf, Cara Unik Bersedekah dengan Sepasang Sandal
Sungguh beruntung mereka yang mengambil andil dalam pembangunan masjid. Ia menjadi penyebab dari terciptanya amal yang agung. Amalannya tercatat sebagai amal jariyah yang terus mengalir meskipun sudah tiada.
Turut andil dalam membangun masjid merupakan perbuatan yang sangat dicintai Allah SAW. Lalu, apa saja keistimeawaan bagi mereka yang menyisihlkan harta nya dalam pembangun Masjid?
Allah bangunkan rumah di Surga untuknya
Allah SWT akan membangunkan rumah yang indah di Surga bagi mereka yang membangun Masjid. Siapa yang tidak tergiur akan rumah di surga? Nabi Muhammad SAW mengabarkan berita gembira bagi kaum muslimin, ia bersabda:
“Barangsaiapa yang membangun masjid (karena mengharap wajah Allah SWT), Allah SWT akan membangunkan bangunan yang semisal di Surga,” (HR. Bukhari dan Muslim, dari ‘Utsman bin Affan).
Untuk membangun rumah di dunia, kita membutuhkan dana ratusan bahkan miliyaran rupiah. Memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. untuk dapat tmembangun rumah yang kita huni hanya sementara. Maka, sudah sepatutnya sebagai seorang muslim, kita juga mempersiapkan bangunan rumah yang akan kita tempati kekal abadi di akhirat kelak. Membangun rumah di surganya Allah SWT.
Amalan yang tetap menghasilkan pahala
Dari Annas ra., beliau mengatakan: “Nabi SAW bersabda , ‘Ada tujuh hal yang pahalanya akan tetap mengalir bagi seorang hamba padahal dia sudah berbaring dalam kuburnya setelah wafat (yaitu): orang yang mengajarkan suatu ilmu, mengalirkan sungai, menggali sumur, menanamkan kurma, membangun masjid, mewarislan mushaf, atau meninggalkan anakn yang memohonkan ampun buatnya meskipun detelah dia meninggal.” (HR. al-bazzar)
Allah SWT memberikan pintu-pintu kebaikan yang sangat banyak kepada hambanya, pintu-pintu kebaikan yang mendapat taufiq dari Allah SWT semasa hidupnya, namuna pahalanya akan terus mengalir meskipun telah di alam kubur. Aliran pahala ini sangat dibuthkan oleh orang-orang yang sudah meninggal.
Dia sudah tidak bisa lagi beramal shaleh namun pahalanya terus mengallir, derajatnya bertambah, kebaikannya semakin berkembang. Pahalanya berlipat ganda meskipun ia terlah tertidur kaku di liang kubur. []
RENUNGAN adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim tulisan Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos.