SAAT mantan pacar yang selingkuh kirim surat undangan pernikahan, pastikan datang sambil memberi kado uang jutaan, sambil berbisik, “Maaf cuma bisa sedekah sekian juta untuk kebahagiaan yang pernah kau berikan. Gunakan untuk menafkahi istrimu barangkali gajimu belum mencukupi kebutuhan.” || aku mah gitu orangnya.
Saat mantan pacar berujar, “Maaf atas segala kesalahan yang kulakukan,” tersenyumlah sembari berkata pelan, “Selingkuh itu jantan, sebab hanya binatang yang suka ganti pasangan. Jadi segala perikebinatangan harus dimaafkan sebab aku berperikemanusiaan.” || aku mah gitu orangnya.
BACA JUGA: Dear Mantan Sang Pendosa
Saat mantan pacar pucat pasi karena penyesalan, baiknya sedikit berbelas kasihan berikanlah sebuah penguatan bahwa mantan terburuk itu anugerah Tuhan. Sebab menjadikan kita termotivasi untuk sukses di masa depan. Sehingga, bila sang mantan kurang berkecukupan bisa sedekah untuknya agar mengerti ‘di balik seseorang yang sukses, pasti ada mantan yang menyesal sampai akhir zaman.’ || aku mah gitu orangnya.
Saatnya melupakan mantan, mulai berdamai dengan keadaan, berikan kesanggupan hati untuk mulai meyakinkan Tuhan bahwa kegagalan percintaan hanyalah sebuah teguran agar memahami esensi cinta sejati ialah pernikahan. Sehingga, lain waktu apabila ada yang menyodorkan cinta atas nama pacaran harus diabaikan, daripada harus menjadi ‘barang bekas’ yang kesekian.|| aku mah gitu orangnya.
BACA JUGA: Pacarmu Itu, Belum Tentu Jadi Jodohmu
Saatnya berucap, “Selamat jalan mantan tersayang, turut berdukacita pada pasanganmu sekarang, sebab sebelum dirinya memiliki hatimu ternyata telah kau gadaikan cintamu padaku atas nama pacaran. Doaku sejahterakanlah pasanganmu sebab jika tidak sejahtera berarti aku beruntung karena tidak mendapatkanmu. Dan bila kesejahteraan menjauhi pernikahanmu kuharap doakan agar diriku bisa lebih sejahtera darimu. In-syaa Allah akan kusisihkan rezekiku untuk menyumbangmu, sebab sebagai mantan yang baik, diriku tak mungkin tega melihatmu dibuang hanya karena faktor ekonomi yang membuat rumah tanggamu berantakan.” || aku mah gitu orangnya. []
Arief Siddiq Razaan, 16 September 2015