PERISTIWA ini terjadi setelah Rasulullah ﷺ dan Abu Bakar wafat. Ketika Umar bin Khattab menjadi khalifah.
Suatu hari Hafsah binti Umar, yang juga merupakan istri Rasulullah ﷺ, mendatangi ayahnya, Umar bin Khatab. Sang putri pun mengamati rumah dan fasilitas yang ada di dalam dan luar rumah ayahnya.
“Sesungguhnya Allah telah memberikan banyak kebaikan kepadamu dan melapangkan rezekimu. Maka, apakah tidak sebaiknya kamu makan yang lebih enak dan berpakaian yang lebih bagus.l?” tanya Hafsah binti Umar
“Aku ingin mengajakmu untuk introspeksi diri.” Jawab Umar kepada putrinya.
Umar bin Khatab terus menerus menceritakan dan menyebutkan keadaan Rasulullah saw yang pernah diceritakan sendiri oleh putrinya kepadanya.
Hafsah pun menangis mendengarkan cerita ayahnya yang mengingatkan kembali kehidupan dirinya bersama Rasulullah saw saat menjalin kehidupan rumah tangga.
“Aku mempunyai dua orang teman yang telah menempuh jalan yang benar.” Jawab Umar bin Khatab.
“Bila aku menempuh jalan yang lain, berarti aku menempuh jalan yang bukan jalan kedua temanku.”
“Demi Allah, sungguh aku akan sabar mengikuti cara hidup kedua teman ku itu.”
“Semoga aku dapat mencapai kehidupan seperti kehidupan kedua temanku yang hidup sejahtera.”
BACA JUGA: Umar Bin Khattab dan Istananya
Itulah Umar bin Khatab yang terus mengkhawatirkan dirinya saat berkuasa, apakah tetap bisa bersama kedua sahabatnya di akhirat kelak? Bagaimana agar tetap beristqamah seperti kedua sahabatnya? []
Sumber: Abul Laits As-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin, Pustaka Amani