JENEWA—Selasa (10/4/2018), Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) memperingatkan bahwa situasi kemanusiaan di Ghouta Timur semakin memburuk, di mana puluhan ribu warga sipil masih terperangkap.
“Kami memperkirakan bahwa lebih dari 133.000 jiwa telah melarikan diri dari Ghouta Timur selama empat pekan terakhir,” kata juru bicara UNHCR Andrej Mahecic  dalam konferensi pers PBB di Jenewa, Swiss.
Mahecic menegaskan bahwa UNHCR berkonsentrasi pada nasisb para pengungsi tersebut.
“Yang menjadi perhatian khusus kami adalah nasib puluhan ribu warga sipil yang masih terperangkap,” tambah dia.
Mahecic juga mengatakan bahwa PBB belum memiliki akses kemanusiaan ke Ghouta Timur untuk menyalurkan bantuan.
Dia mengimbau kepada semua pihak untuk mengutamakan keselamatan penduduk sipil, termasuk kebebasan berpindah dan memilih tempat tinggal.
Pinggiran kota Damaskus di Ghouta Timur telah terkepung selama lima tahun terakhir, dan akses bantuan kemanusiaan ke wilayah itu – yang merupakan rumah bagi sekitar 400.000 jiwa – telah benar-benar terputus.
Selama delapan bulan terakhir, pasukan rezim Assad telah meningkatkan pengepungan mereka, sehingga hampir tidak mungkin makanan atau obat-obatan masuk ke distrik itu.
Bulan lalu, komisi penyelidikan PBB merilis laporan yang menuding rezim Assad telah melakukan kejahatan perang di Ghouta Timur, termasuk penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil. []
SUMBER: ANADOULU