BELGIA—Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini ikut bersuara soal deklarasi Trump yang mengaku Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Menurutnya, Trump hanya akan membawa wilayah Timur Tengah dan dunia mundur ke “Zaman paling gelap.“
Berbicara pada sebuah konferensi pers di ibukota Belgia, Brussel, Mogherini memperingatkan bahwa keputusan Trump “Berpotensi menimbulkan situasi yang sangat mengkhawatirkan.”
“Ini adalah konteks yang sangat rapuh dan pengakuan Trump terhadap Yerusalem berpotensi membawa dunia mundur ke masa yang lebih gelap daripada yang telah kita jalani,” tambahnya, PressTV melaporkan pada Rabu (6/12/2017).
Komentar Mogherini datang satu hari setelah Trump secara resmi mengakui Yerusalem al-Quds sebagai “ibukota” Israel dan mengarahkan pemerintahannya untuk memulai proses pengalihan kedutaan besar AS di Tel Aviv ke kota suci umat Islam tersebut.
Langkah Trump memicu kecaman di seluruh dunia dengan peringatan akan ketegangan di wilayah pendudukan.
Diplomat Uni Eropa tersebut menggarisbawahi akan perlunya “Persatuan yang lebih kuat untuk mencapai perdamaian” pada saat yang sulit ini.
“Apa yang benar-benar kita butuhkan di masa-masa sulit ini adalah kebijaksanaan dan mendengarkan suara-suara bijak yang menyerukan perdamaian. Fatalnya, saat ini justru para pelaku yang menginginkan perdaimaian malah mundur sehingga meningkatkan ketegangan di lapangan.” []