GAZA-The United Nations Children’s Fund (UNICEF) memperingatkan bahwa akan lebih banyak lagi anak-anak di Gaza yang akan meninggal karena dehidrasi dan kekurangan gizi, kecuali ada intervensi langsung untuk memberikan bantuan ke daerah tersebut dengan segera.
“Kemungkinan ada lebih banyak anak-anak yang berjuang untuk hidup di salah satu dari sedikit rumah sakit yang tersisa di Gaza, dan kemungkinan lebih banyak lagi anak-anak di utara yang tidak bisa mendapatkan perawatan sama sekali,” kata Adele Khodr, direktur regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara. dalam sebuah pernyataan, Ahad (3/3/2024).
BACA JUGA: Erdogan: Negara-negara Barat adalah Kaki Tangan dalam Genosida Israel di Gaza
“Kematian tragis dan mengerikan ini disebabkan oleh ulah manusia, dapat diprediksi, dan sepenuhnya dapat dicegah,” tambahnya.
UNICEF mengatakan kurangnya makanan bergizi, air bersih, dan layanan medis di Gaza adalah konsekuensi langsung dari hambatan akses dan berbagai bahaya yang dihadapi operasi kemanusiaan PBB.
Menurut badan PBB tersebut, hampir 16%—atau satu dari enam anak di bawah usia dua tahun—mengalami kekurangan gizi akut di Gaza utara.
“Sekarang, kematian anak-anak yang kita khawatirkan telah terjadi dan kemungkinan akan meningkat pesat kecuali perang berakhir dan hambatan terhadap bantuan kemanusiaan segera diselesaikan,” Khodr memperingatkan.
Dia menyerukan agar lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan diperbolehkan membawa bantuan ke Gaza dari semua jalur penyeberangan, termasuk ke Gaza utara.
BACA JUGA: Update Korban Gaza: Sejak 7 Oktober 2023, Jumlah Syahid Capai 30,410 Orang
Menanggapi kematian “mengerikan” yang terjadi baru-baru ini terhadap sedikitnya 15 anak-anak Palestina karena kekurangan gizi, badan bantuan PBB UNRWA mengatakan “kematian tersebut disebabkan oleh ulah manusia, dapat diprediksi, dan sepenuhnya dapat dicegah.”
“Gaza telah menjadi neraka dunia. Kapan dunia akan mengatakan “cukup”?”
Setidaknya 15 anak meninggal dalam beberapa hari terakhir di Rumah Sakit Kamal Adwan di Kota Gaza, dan kementerian kesehatan di wilayah tersebut telah menyatakan kekhawatirannya atas nyawa enam anak yang tersisa di sana. []