JENEWA— Kepala Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa urusan Anak-anak (UNICEF) di Bangladesh, Edouard Beigbeder mengatakan bahwa ribuan bocah etnis Rohingya yang mengungsi ke perbatasan Bangladesh kondisinya sangat mengkhawatirkan dan terancam meninggal.
“Anak-anak pengungsi Rohingya yang sudah mengalami penderitaan dan terusir dari tanah kelahirannya, kini harus menghadapi krisis kesehatan,” ujarnya Dilansir dari laman AFP, Sabtu (23/12/2017) kemarin.
Hal tersebut Penyebabnya adalah mereka mengidap sejumlah penyakit dan gizi buruk lantaran situasi di tempat pengungsian yang serba sulit.
Hasilnya menyatakan bahwa 25 persen anak-anak pengungsi Rohingya, atau sekitar 1700 orang, mengidap gizi buruk akut, dan juga penyakit lain.
“Dari hasil survei itu hampir setengahnya mengidap anemia, 40 persen mengalami diare, dan 60 persen mengidap infeksi saluran pernapasan akut,” kata juru bicara Unicef
kesimpulan UNICEF itu diperoleh dari tiga kali survei digelar di tiga kamp pengungsian Rohingya di wilayah Bangladesh. Yakni di Cox’s Bazar, Kutupalong, dan Nayapara. Survei itu digelar sejak 22 Oktober hingga 27 November
UNICEF sudah memperingatkan kalau sekitar 7,5 persen anak-anak Rohingya di kamp pengungsian Cox’s Bazar terancam meninggal karena gizi buruk. Menurut mereka, hanya 16 persen bocah Rohingya yang bisa mendapat jatah makanan dengan menu paling sederhana. []