YORDANIA—Badan Kesejahteraan Anak Dunia PBB (UNICEF) dikabarkan telah melaporkan,bahwa terdapat lebih dari 500 ribu anak pengungsi Suriah yang tidak sekolah dalam lima tahun terakhir, Daily Sabah melaporkan pada Senin (14/8/2017).
Mereka tersebar di beberapa negara yang menampung pengungsi. Mulai dari Yordania, Lebanon, Turki. Salah seorang anak yang tak sekolah, Ali al-Sbehi, 15, sejak lima tahun mengungsi belum pernah sekolah untuk mengenyam pendidikan formal.
“Saya tidak punya masa depan,” ungkap remaja kurus tersebut. Al-Sbehi dan teman-teman sebayanya tidak sempat mengenyam bangku sekolah, walaupun sudah dijanjikan 18 bulan lalu oleh negara-negara donor dan organisasi internasional pada sebuah konferensi bantuan Suriah di London.
Saat itu, negara donor menjanjikan ratusan juta dolar untuk memenuhi target pendidikan, sebagai bagian dari bantuan darurat untuk pembangunan jangka panjang, yang sekarang memasuki tahun ketujuh.
Bantuan Suriah telah terganggu oleh kekurangan dana karena para negara donor menghadapi krisis persaingan global.
Sebuah permintaan bantuan 8 miliar USD (sekitar 106 triliun rupiah) yang dipimpin PBB untuk tahun 2017, hanya 25 persen yang terpenuhi.
“Jika kita danai sepenuhnya, akan lebih banyak anak akan kembali bersekolah,” kata Juliette Touma, juru bicara regional UNICEF, badan kesejahteraan anak PBB.
Bantuan dana, bisa meringankan baik penyebab langsung maupun tidak langsung bagi anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan, ujarnya.
Di Yordania, terdapat sekitar 126.000 dari 212.000 anak pengungsi Suriah yang terdaftar di sekolah, dengan dukungan pemerintah setempat. Sebanyak 46.000 anak lainnya berpartisipasi dalam pendidikan nonformal. []