MYANMAR— Juru Bicara United Nations Children’s Fund (UNICEF) atau badan anak-anak Perserikatan Bangsa-bangsa Marixie Mercado menyebut, bahwa sekitar 60.000 anak Rohingya berada di kamp-kamp di Rakhine State dalam situasi penderitaan mengerikan dan tidak bisa menerima perawatan untuk masalah kesehatannya termasuk kekurangan gizi akut.
Meskipun mata dunia saat ini tertuju kepada 655.000 pengungsi Rohingya yang berada di perbatasan Bangladesh. Anak-anak Rohingya yang berada di kamp-kamp pusat Rakhine itu hampir terlupakan.
Mercado menyebut situasi itu sebagai keputusan bermasalah pemerintah yang memblokir akses badan-badan kemanusiaan ke utara Rakhine .
“Para mitra telah mengidentifikasi sekitar 20 anak terpisah dari keluarga mereka selama kekerasan itu, tapi memperkirakan jumlahnya paling sedikit 100 orang, kebanyakan dari mereka warga dari Rakhine State utara yang masih belum bisa mereka jangkau,” kata Mercado seperti dilansir dari Aljazeera
Mercado mengatakan UNICEF tidak lagi mampu menyediakan perawatan bagi 4.800 anak yang menderita, kekurangan gizi akut dan menggambarkan bahwa tempat pengungsian sudah tak layak untuk dihuni.
“Hal pertama yang Anda alami ketika mencapai kamp-kamp adalah bau busuk yang menusuk perut. Bagian-bagian dari kamp itu secara harafiah adalah tempat pembuangan limbah. Tempat penampungan berada di atas tumpukan sampah dan kotoran,” tambahnya.
Mercado mengatakan anak-anak Rohingya yang masih berada di pedesaan hampir seluruhnya terisolasi. Dia menegaskan UNICEF siap bekerja dengan pemerintah kesatuan dan otoritas Rakhine untuk menyediakan bantuan bagi anak-anak tersebut, terlepas dari etnis, agama, atau statusnya.
“Anak-anak berjalan kaki tanpa alas melewati kotorannya. Satu manajer kamp melaporkan empat kematian diantara anak-anak berusia 3-10 tahun dalam 18 hari pertama bulan Desember,” pungkasnya. []