YAMAN—Di bangsal malnutrisi di sebuah rumah sakit di ibu kota Yaman Sanaa, dokter tengah menimbang balita dengan tulang rusuk menonjol dan tubuh yang hanya rangka.
20 anak, sebagian besar di bawah usia dua tahun, dirawat di bangsal di Rumah Sakit Sab’een. Mereka adalah di antara ratusan ribu anak yang menderita kekurangan gizi parah di negara miskin yang telah dilanda perang lebih dari tiga tahun.
BACA JUGA: Bahas Yaman, Pemimpin Hizbullah Bertemu Delegasi Houthi
“Konflik telah membuat Yaman menjadi neraka bagi jutaan anak-anak,” kata Meritxell Relano, Perwakilan UNICEF di Yaman, kepada Reuters, Kamis (13/9/2018).
Relano mengatakan lebih dari 11 juta anak, atau sekitar 80 persen dari penduduk Yaman berada di bawah usia 18 tahun tengah terancam. Saat ini mereka tengah menghadapi ancaman kekurangan makanan, penyakit, pengungsian dan kurangnya akses untuk mendapat layanan dasar hidup.
“Diperkirakan 1,8 juta anak kekurangan gizi di negara ini. Hampir 400.000 dari mereka mengalami kekurangan gizi akut dan mereka berjuang untuk hidup mereka setiap harinya,” ungkap Relano.
Perang antara Koalisi Teluk yang dipimpin Saudi untuk melawan militan Syiah Houthi yang didukung Iran telah menimbulkan krisis kemanusiaan terparah di dunia. Yaman berpenduduk 28 juta orang, di mana 8,4 juta orang diyakini berada di ambang kelaparan dan 22 juta orang bergantung pada bantuan.
BACA JUGA: Bom Buatan AS Ditemukan di Lokasi Pengeboman Bus Sekolah di Yaman
Koalisi telah memberlakukan langkah-langkah ketat pada impor ke Yaman. Hal ini untuk mencegah penyelundupan senjata oleh Houthi, namun pemeriksaan justru telah memperlambat arus barang-barang komersial dan bantuan penting ke negara itu.
Arab Saudi dan UAE mengatakan mereka menyediakan dana dan pasokan untuk mendukung upaya bantuan di Yaman. Kaum Houthi menyalahkan koalisi untuk mencekik impor ke dalam negeri.
Di rumah sakit Sab’een balita di popok berbaring terbungkus selimut dengan selang yang dimasukkan ke hidung.
Keluarga anak-anak menolak berbicara kepada media.
“Situasi keluarga tanpa pekerjaan, tanpa penghasilan dan di tengah perang, adalah bencana besar,” kata Relano.
Dia mengatakan UNICEF telah menyediakan lebih dari 244.000 anak yang kekurangan gizi di bawah usia lima tahun dengan pengobatan terapeutik sejak awal 2018, di samping perawatan mikronutrien kepada lebih dari 317.000 balita. []
SUMBER: MEMO